Ellies Sutrisna dalam acara Penumbuhan Minat Kewirausahaan Pemuda, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Gelora, Jakarta, pada Selasa, (10/7/18). Foto: (doc/MNEWS)
Ellies Sutrisna dalam acara Penumbuhan Minat Kewirausahaan Pemuda, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Gelora, Jakarta, pada Selasa, (10/7/18). Foto: (doc/MNEWS)

Jakarta, MNEWS.co.id – Dari desa hingga sukses jadi pengusaha, itulah frase yang tepat menggambarkan kehidupan seorang Ellies Sutrisna. Ellies, CEO Excellent Group yang juga seorang penulis buku dan pelatih di bidang manajemen dan bisnis ini kerap berbagi suka-duka dalam perjalanan hidupnya di berbagai seminar dan pelatihan bisnis.

Dalam memulai dan menjalankan suatu usaha, diperlukan strategi tertentu untuk dapat memperhitungkan langkah-langkah dan menyiasati kekurangan serta risiko yang mungkin akan muncul. Berbisnis atau berwirausaha membutuhkan ilmu, tidak sekadar praktik. Ilmu berbisnis inilah yang dibagikan oleh Ellies dengan penuh sukacita.

Lulusan Computer Science di University of Wollongong Australia ini menceritakan kisah hidupnya pada pemuda-pemudi peserta acara Penumbuhan Minat Kewirausahaan Pemuda, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Gelora, Jakarta, pada Selasa, (10/7/18). Mulai dari perjuangannya untuk sekolah di luar negeri seperti yang diharapkan kedua orangtuanya yang bekerja sebagai buruh pabrik, hingga tekadnya untuk sukses dan menyebarkan ilmu yang dimilikinya.

“Yang penting bukan apa yang kita ketahui, tapi apa yang kita lakukan dengan apa yang kita ketahui,” ujar Ellies dengan bersemangat.

Business Model Canvas adalah sebuah strategi bisnis dalam manajemen berupa skema visual yang terdiri dari 9 elemen. Penggunaan Business Model Canvas biasanya didahului analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) untuk mengevaluasi usaha yang sudah berjalan.

Sedangkan untuk perusahaan yang baru memulai, Business Model Canvas sangat membantu perencanaan dan aktivitas. Hal yang membedakannya dengan Business Plan adalah dari segi kemudahan tampilan, Business Model Canvas merupakan versi yang lebih sederhana dari Business Plan (perencanaan bisnis).

Business Model Canvas dicetuskan oleh pebisnis asal Swiss, Alexander Osterwalder dalam bukunya berjudul “Business Model Generation”. Osterwalder membagi 9 elemen yang merupakan elemen-elemen dasar yang menunjang sebuah perencanaan bisnis, dalam 9 kolom.

Ke-9 elemen dalam Business Model Canvas tersebut yaitu Customer segments, value propositions, channels, customers relationship, revenue stream, key resources, key activities, key partners dan cost structure.

Ellies menjelaskan satu per satu apa saja elemen dalam Business Model Canvas yang perlu dipahami oleh audiens. Dalam Customer Segment misalnya, adalah langkah mengidentifikasi segmen pelanggan atau pengguna produk/jasa dari segi demografi, psikografi, dan karakter-karakter khusus dari pelanggan.

“Kita harus bisa mempertahankan customer. Kalau perlu ingat tanggal ulang tahunnya dan ucapkan selamat, beri hadiah tertentu atau diskon sehingga customer akan kembali pada kita dan membawa calon customer lainnya,” jelasnya.

Strategi ini juga menjadi sebentuk promosi dari mulut ke mulut, karena kepercayaan pelanggan adalah modal berkembangnya usaha. Tanpa kepercayaan, maka usaha tidak akan bisa berkembang dengan baik.

Selain membeberkan tentang Business Model Canvas, Ellies juga memotivasi peserta melalui gimmick-gimmick seru ala motivator dan mengajak para peserta untuk selalu tekun dan gigih dalam menjalankan usahanya.