Ilustrasi Inovasi
Ilustrasi inovasi. (Foto: freepik.com/author/creativeart)

MNEWS.co.id – Meningkatkan skala bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bisa ditempuh dengan banyak cara. Salah satunya, dengan terus melakukan inovasi dan kreativitas pengembangan produk melalui metode SCAMPER. 

Senior Business Consultant DK Consulting, Djoko Kurniawan menjelaskan, pelaku UMKM yang ingin menciptakan produk baru, harus mulai berimajinasi. Pastikan produk yang dijual itu kreatif dan inovatif. 

“Kreatif dan inovatif adalah inti dari kewirausahaan. Kalau Anda tidak membuat solusi yang kreatif, Anda mau menang, ya sulit,” ujar Djoko dalam webinar Kelas Komunitas Sahabat UMKM Temu #10 bertajuk “Inovasi Produk: Tingkatkan Daya Tarik agar Brand Kamu Semakin Dilirik” pada Selasa, (27/6/2023). 

Senior Business Consultant DK Consulting, Djoko Kurniawan dalam webinar Kelas Komunitas Sahabat UMKM Temu #10 bertajuk “Inovasi Produk: Tingkatkan Daya Tarik agar Brand Kamu Semakin Dilirik” pada Selasa, (27/6/2023). 

Menciptakan produk UMKM yang kreatif dan inovatif bisa dilakukan dengan pengembangan ide melalui metode SCAMPER. Lalu, apa itu metode SCAMPER?

SCAMPER merupakan salah satu metode yang dikembangkan oleh Eberle pada 1971. Metode ini terinspirasi dari guru pemasaran asal Amerika Serikat, Alex Osborn. 

SCAMPER merupakan singkatan dari beberapa konsep, yaitu Substitute (pengganti), Combine (menggabungkan), Adapt (menyesuaikan), Modify (memodifikasi), Put to another use (tetapkan untuk penggunaan lain), Eliminate (menghapuskan), dan Reverse (balik).

Metode SCAMPER ini dapat digunakan untuk mencari ide-ide baru yang lebih segar dalam pengembangan produk UMKM. Produk apa yang kira-kira belum ada di pasaran? Apakah produk yang kita jual bisa diminati dan memiliki nilai inovatif untuk pembeli? 

“Apapun yang Anda lakukan hari ini, arahnya harus menuju pada solusi sebuah permasalahan. Anda dapat membuat inovasi produk dengan metode SCAMPER,” imbuh Djoko. 

Djoko memberikan beberapa contoh pengembangan ide kreatif dan inovatif untuk sebuah produk menggunakan metode SCAMPER. Contohnya, produk yang awalnya berukuran kecil, sekarang berukuran besar, itu termasuk penggunaan metode SCAMPER. 

Lebih lanjut, Djoko juga mempraktikkan penerapan metode SCAMPER kepada beberapa pelaku UMKM. Ada pelaku UMKM yang menjual produk sari lemon asli, menurut Djoko, produk tersebut akan lebih inovatif jika menitikberatkan pada solusi permasalahan. 

“Misalnya, jangan menjual produk Anda dengan ‘sari lemon asli tanpa bahan pengawet’, itu sudah banyak. Cobalah membuat produk yang dapat menjadi solusi, misalnya sari lemon asli untuk mengobati panas dalam, atau sari lemon asli yang bagus untuk kesehatan kulit,” lanjutnya. 

Sementara itu, produk tahu bakso pun bisa menggunakan metode SCAMPER, misalnya dengan memodifikasi isian tahu bakso dan mengikuti selera kekinian seperti menggunakan bumbu barbeque, keju mozzarella, dan semacamnya. 

Metode SCAMPER tidak hanya bisa diterapkan untuk UMKM produk, tetapi juga jasa. Contohnya, pelaku UMKM yang bergerak di bidang rajutan dapat membuka kursus merajut dan menjual paket benang yang dibutuhkan untuk kursus sebagai salah satu strategi pemasaran. 

Intinya, cobalah menggunakan metode SCAMPER sebagai salah satu cara untuk brainstorming ide-ide yang akan menghasilkan kreativitas dan inovasi baru untuk produk UMKM.