Seorang pengrajin sedang membuat tas koja dari Suku Baduy. (Foto: Shutterstock/wisely)

MNEWS.co.id – Dari sebelah Barat hingga Timur Nusantara, ragam tas etnik asli negeri ini hadir sebagai cerminan kekayaan budaya dan filosofi yang tak ternilai.

Setiap jahitan, warna, dan hiasan pada tas mengisahkan kisah-kisah yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini, serta menghidupkan kembali nilai-nilai luhur dari berbagai suku dan daerah di Indonesia.

Kerajinan tangan dalam bentuk tas-tas etnik khas nusantara turut menjadi identitas suatu daerah. Karena tas merupakan benda yang sangat dekat dengan keseharian masyarakat. Itu sebabnya, setiap daerah memiliki keunikan sendiri dalam desain tas-tas etnik asli Indonesia ini. 

Biasanya, tas etnik khas Indonesia ini dibuat dengan cara dirajut, dianyam, maupun ditenun. Proses pembuatan ini juga turut dipengaruhi kearifan lokal dari setiap daerah. Termasuk dalam pemilihan bahan dasar pembuatan tas-tas etnik ini.

Lantas, seperti apa keunikan dari setiap tas etnik asli Indonesia ini? Yuk, telusuri beberapa tas etnik dari berbagai daerah di Indonesia dilansir MNEWS.co.id dari laman Kemenparekraf.

Noken
Salah satu tas etnik asli Indonesia adalah noken. Tas ini terbuat dari serat kulit kayu pohon manduam dan pohon nawa. Memiliki bentuk berlubang-lubang dan tekstur yang lentur, tas ini berfungsi untuk membawa belanjaan sehari-hari masyarakat Papua. Cara menggunakannya pun cukup unik, noken tidak dijinjing, melainkan disangkutkan ke dahi atau kepala. 

Berdasarkan filosofinya, noken khas Papua dipercaya melambangkan kehidupan yang baik, kesuburan, dan perdamaian bagi masyarakat Papua. Karena keunikannya, tas tradisional asli Papua ini masuk dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda UNESCO. 

Anjat
Tas etnik asli Indonesia selanjutnya berasal dari Suku Dayak Kenyah, Kalimantan Timur, yakni anjat. Tas tradisional ini dibuat masyarakat Dayak dari kulit rotan berbentuk tabung. Anjat memiliki bentuk seperti tabung yang bercelah-celah, dengan tinggi sekitar 70 cm, dan garis lingkaran sekitar 50 cm.

Para pria Dayak menggunakan tas etnik anjat untuk meletakkan perbekalan saat berburu. Sementara, para wanita Dayak menggunakan tas anjat untuk menyimpan baju atau makanan saat berkebun. Selain dari bentuknya yang unik, tas anjat juga mudah dikenali dari motif khas Suku Dayak yang ada pada badan tas ini.

Koja
Tidak kalah menarik, tas etnik asli Indonesia berikutnya adalah koja. Tas etnik berasal dari Suku Baduy, dan terbuat dari kulit pohon teureup yang dikeringkan, kemudian dibelah kecil-kecil, kemudian dirajut hingga berbentuk tas.

Oleh masyarakat Baduy, koja sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari mereka. Biasanya tas ini digunakan untuk berladang, bercocok tanam, dan menangkap ikan. Keunikan lain dari tas koja, selain berwarna cokelat kehitaman menyerupai kulit kayu, tas koja ini akan membusuk secara alami ketika sudah tidak terpakai oleh pemiliknya.

Tas Tenun
Salah satu oleh-oleh populer dari Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Nusa Tenggara Timur (NTT), tas tenun biasanya memiliki hiasan rumbai-rumbai di bagian bawah untuk mempercantik tampilan. Keunikan lain dari tas tenun terletak pada berbagai motif unik di tas etnik satu ini. Mulai dari motif burung, subahnale, enggok, merak, hingga wayang. 

Hebatnya lagi, tas tenun juga dipasarkan hingga ke luar negeri, yakni ke Brasil, Australia, dan Amerika Serikat. Karena keunikannya, tas tenun juga sering dijadikan cendera mata pada acara internasional. Salah satunya pada pagelaran KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo Mei kemarin, Ibu Iriana Joko Widodo memberikan tas tenun kepada pendamping pemimpin ASEAN. 

Tas Rotan 
Tak hanya keindahan alam yang memukau, Bali juga terkenal dengan produk kriya yang mendunia. Satu di antaranya adalah berbagai kerajinan tangan dari rotan, termasuk tas rotan. Uniknya, selain tas rotan khas Bali juga kerap disebut “tas roda” karena bentuknya yang bulat seperti roda, dengan berbagai motif yang unik-unik.

Terbuat dari rotan tanaman palmae, cara pembuatan tas ini dengan dianyam langsung. Ada beberapa sentra pembuatan tas rotan khas Bali, di antaranya berada di Pasar Seni Ubud, Pasar Seni Sukawati, dan Pasar Seni Kumbasari.

Sepu
Tas etnik asli nusantara berikutnya adalah sepu. Berasal dari Toraja, Sulawesi Selatan, tas selempang ini terbuat dari pa’tannun, atau kain tenun yang dibuat sendiri oleh masyarakat Toraja selama seminggu dengan alat tenun. 

Oleh masyarakat Toraja, tas etnik sepu biasa dipasangkan dengan baju adat. Khususnya bagi para perempuan Toraja saat mengikuti pesta adat Rambu Tuka (perkawinan), Marara Banua (syukuran rumah), dan Rambu Solo (upacara kematian). 

Tas Manik-Manik
Tidak kalah menarik, tas manik-manik khas Suku Dayak juga termasuk tas etnik asli Indonesia yang menarik untuk dimiliki. Produk kriya ini terbuat dari manik-manik dengan motif khas Dayak. Menariknya, motif manik-manik di dalam tas etnik ini bukan sekadar hiasan. 

Masyarakat Dayak percaya, jika manik-manik memiliki nilai magis tersendiri, yakni menolak bala maupun memberi semangat hidup bagi masyarakat. Kita bisa menemukan tas manik khas Dayak di Palangkaraya, Kalimantan Selatan. 

Ragam tas etnik asli Indonesia dapat menjadi ide kreatif bagi para pelaku UMKM dan pegiat kewirausahaan yang tidak hanya ingin menjalankan bisnis, tetapi juga menjaga serta mempromosikan kearifan lokal yang berkelanjutan.