Penenun menyelesaikan pembuatan kain tenun Sekomandi di salah satu industri rumahan Desa Bambu, Kecamatan Mamuju, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. (Foto: ANTARA FOTO/Akbar Tado)

MNEWS.co.id – Tenun Sekomandi merupakan salah satu warisan leluhur masyarakat Kalumpang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat yang diyakini sebagai salah satu tenun tertua di dunia, dengan rentang usia 480 tahun lebih dan memiliki arti spiritual di setiap corak dan warna benang yang digunakan.

Meski dipercaya sudah berusia ratusan tahun, nama tenun ini masih belum setenar kain-kain tenun lain yang ada di Indonesia.

Nama tenun Sekomandi terdiri dari dua kata, yaitu “seko” yang memiliki arti persaudaraan atau kekeluargaan dan “mandi” yang berarti kuat atau erat.

Dari gabungan dua kata tersebut, tenun Sekomandi bermakna ikatan persaudaraan yang kuat.

Tenun Sekomandi memiliki 11 macam motif utama. Motif tenun Sekomandi yang paling populer ialah motif Ulu Karua yang bermakna delapan ketua adat atau delapan pemangku adat.

Proses pembuatan tenun Sekomandi cukup unik karena berasal dari kulit kayu yang diproses dengan cara ditumbuk lalu diolah untuk dipintal.

Selanjutnya, bahan tersebut diberi pewarna alami, seperti tanaman cabai yang terlebih dahulu diracik kemudian dicampurkan dengan pewarna lainnya untuk memperindah kain tenun Sekomandi.

Untuk warnanya sendiri, kain tenun Sekomandi didominasi oleh warna coklat merah dan krem dengan warna dasar hitam.

Pembuatan sehelai kain tenun Sekomandi bisa memakan waktu berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.

Tempat perajin kain tenun Sekomandi di Kecamatan Kalumpang, Kabupaten Mamuju menjadi salah satu destinasi wisata yang sering dikunjungi oleh para wisatawan.

Di sana, para pelancong dapat menyaksikan langsung proses pewarnaan dan pemintalan benang yang kemudian dijalin menjadi sehelai kain tenun Sekomandi.

Tenun Sekomandi bukan hanya sekadar warisan budaya, tetapi juga memiliki potensi ekonomi. Melalui pemanfaatan teknologi dan strategi pemasaran yang tepat, produk-produk berbasis Tenun Sekomandi dapat diangkat ke pasar nasional maupun internasional.

Hal ini akan memberikan dampak positif terhadap ekonomi lokal dan memotivasi generasi muda untuk terlibat dalam melestarikan tradisi budaya mereka.