Produk Matcha Brownies Kay's Pantry. (Foto: Dok/Kay's Pantry)

MNEWS.co.id – Ada berbagai cara bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam menjalankan strategi pemasaran, mulai dari promosi, membuat konten soft selling, hingga meningkatkan brand awareness

Salah satu strategi pemasaran yang dilakukan oleh pelaku UMKM kuliner satu ini bisa dibilang sedikit berbeda, karena tidak segan membagikan resep miliknya yang menjadi ‘rahasia dapur’ usahanya. 

Cut Tari Ferdayati, sosok perempuan di balik usaha kuliner Kay’s Pantry memiliki misi untuk membagikan resep agar bisa bermanfaat bagi masyarakat. Tidak ada kekhawatiran apapun, karena ia menganggap resep kue yang dibagikannya bisa berbuah manis tidak hanya untuk dirinya. 

“Setiap resep yang saya bagi insyaa Allah selalu dengan niat ‘semoga ini jadi manfaat’, saya coba berbagi sesuai kemampuan walaupun masih sedikit,” ujar Cut Tari Ferdayati saat dihubungi MNEWS.co.id. 

Diakuinya, strategi pemasaran yang ia lakukan fokus pada konten berbagi resep. Strategi berbagi resep menurutnya menjadi salah satu jalan untuk mengenalkan produk kue premium buatannya di media sosial. 

Wanita lulusan Marmara University Turki ini melanjutkan, ia justru senang jika ada yang memanfaatkan resep yang dibagikan. Dirinya terinspirasi salah satu hadis Rasul yang menjadi motivasi terbesar, berbunyi “manusia terbaik adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya”.

“Soal takut tersaingi, rezeki sudah Allah atur ya, ngga jadi masalah apapun buat saya,” imbuhnya. 

Usaha Kay’s Pantry mulai dirintisnya sejak pandemi, tepatnya pada 30 Juni 2020. Salah satu alasannya untuk mencari kesibukan di samping aktivitas rumah tangga dan mengurus anak. Terlebih, baking jadi salah satu hobi yang sangat disukai sejak masa kuliah. 

Lebih lanjut, Cut Tari Ferdayati yang juga memiliki hobi membaca buku ini menuturkan, untuk setiap resep kue yang digarapnya butuh 2-5 kali percobaan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan keinginan. 

Perjalanan bisnis Kay’s Pantry bermuara untuk membantu keluarga, berbagi kue untuk kenalan, berbagi resep, dan keep in touch dengan teman-teman. Hal inilah yang membuatnya terus bersemangat. 

Hal yang paling menjadi tantangan yaitu semua aspek bisnis yang dilakukan sendiri sambil mengasuh anak.

“Anak sakit kadang harus kejar buat kue, kadang harus tunda pengiriman juga karena kondisi yang ngga kondusif,” kenang Cut Tari. 

Berbagai kendala pun tidak menyurutkan semangatnya. Seperti, listrik yang tiba-tiba mati saat memanggang kue dan terpaksa menunda pengiriman kue ke pelanggan. Kue yang gagal pun masih tetap bercita rasa enak dan bisa dibagikan ke teman-teman. 

Dalam produksi satu jenis kue, Cut Tari merogoh kocek sekitar Rp25 ribu hingga Rp100 ribu, tergantung ukuran dan bahan yang digunakan. Mayoritas bahan dasar pembuatan kue dibeli di online shop dan sisanya didapat dari toko perlengkapan kue dekat rumah.

Kue yang diproduksi Kay’s Pantry pun cukup beragam, mulai dari brownies aneka rasa, brownies sehat, brownies matcha, hingga lekker holland keju. Ukuran kue pun bisa disesuaikan dengan keinginan dan budget customer

Dalam sebulan, Cut Tari bisa mengantongi omzet antara Rp4 juta hingga Rp7 juta. Ke depan, ia menargetkan untuk terus ekspansi bisnis dan membuka lapangan pekerjaan bagi yang membutuhkan. 

“Mungkin sejauh ini, yang paling saya syukuri hasil dari penjualan kue-kue Kay’s Pantry, saya bisa bantu orang tua di Aceh dari segi materi. Saya masih selalu berharap semoga nanti in syaa Allah Kay’s Pantry ini Allah kasih jalan bisa buka berkah bagi banyak orang,” tutupnya.

Testimoni dan produk Kay’s Pantry dapat dilihat di laman Instagram @kays_pantry. Sementara resep kue dan tips baking secara rutin dibagikan oleh Cut Tari melalui akun Instagram pribadinya @cuttariferdayati.