Ilustrasi Pelaku UMKM. (Foto: Pexels/Min Ah)

Klaten, MNEWS.co.id – Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang berada di Klaten, Jawa Tengah, mulai merasa kebingungan karena terdampak pandemi Corona.

“Mulai terasa lesu dampaknya sekarang. Yang kolaps memang belum ada laporannya tetapi saya telepon, mereka bilang sepi tidak ada yang beli dan bingung mau apa lagi,” kata  Bambang Sigit Sinugroho, Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM Pemkab Klaten.

Bambang  menjelaskan yang mulai terdampak pandemi Corona tidak hanya satu sektor. Namun semua sektor sudah mulai merasakan, mulai dari bidang kuliner, batik, lurik, logam, handicraft, wisata, dan lainnya. Mereka kebingungan untuk mengatasi hal tersebut.

Ia menjabarkan saat ini jumlah UKM di Klaten saat ini sekitar 50.000 usaha dan 38.700 di antaranya usaha mikro dan terbagi dalam 11 klaster.

“Ada 50.000 UKM dengan 11 kluster pembagi. Kluster itu meliputi mebel, lereng Merapi, minapolitan, handicraft, konveksi, batik, lurik, logam, makanan olahan, keramik, dan wisata,” kata Bambang.

Untuk mengatasi hal tersebut, Pemkab mulai melakukan telaah per klaster. Pengecekan ke masing-masing klaster mulai dilakukan.

“Saya mau mendata semua juga belum bisa. Ini telaah per klaster sedang kita lakukan,” imbuh Bambang. Pemerintah pusat, terang Bambang, menginstruksikan untuk pendataan. Namun kondisi saat ini juga tidak semudah hari biasa.

Dia mencontohkan, usaha katering, persewaan sound sampai cucian mobil semua terdampak. Belum lagi kegiatan seni juga sepi sehingga UKM menerima dampaknya.

Sementara itu, Sartiyasto Staf ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia Pemkab Klaten  mengatakan hampir semua sektor terdampak. Hal itu berkaitan berkurangnya mobilitas masyarakat.

“Cucian mobil yang tidak berkaitan corona saja kena sebab sepi. Sepi karena mobilitas masyarakat menurun,” katanya.

Andito Purnomo, sebagai salah satu pelaku usaha konveksi kaos di Kecamatan Wedi mengatakan, semenjak adanya COVID-19, hingga saat ini belum ada pesanan yang masuk. Pemesanan kaos menjadi sepi karena tidak adanya kegiatan

“Hingga saat ini tidak ada pesanan masuk. Padahal biasanya order bisa Rp 10 juta nilainya per bulan, Kaos pesanan itu buat acara. Ini semua acara dan kegiatan dihentikan tidak boleh berkumpul,” katanya.