Jakarta, MNEWS.co.id – Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) sektor kuliner paling merasakan dampak pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di DKI Jakarta dan sebentar lagi di beberapa daerah akan diterapkan juga.
Kebijakan PSBB secara masif telah mengubah pola usaha dan perilaku pelanggan UMKM kuliner. Pelanggan tak lagi bisa menikmati hidangan di tempat seperti biasa, bahkan beberapa usaha kuliner harus membatasi jumlah pengunjung dan mengurangi jam operasional.
Muhammad Muhlis, Manager Pemasaran Wingz O Wingz, salah satu UMKM yang menjual kreasi menu daging ayam di Bandung menceritakan betapa dia dan usaha yang dikelolanya berjuang mempertahankan bisnisnya di tengah pandemi Covid-19. Dampak yang paling terasa adalah pada transaksi makan di tempat yang sekarang hanya tinggal lima persen saja.
Wingz O Wingz sudah beroperasi sejak 2011 dengan mendirikan outlet kecil. Usaha tersebut terus tumbuh dan sekarang berhasil menjadi sumber penghidupan bagi 250 orang karyawan. Biasanya omzet utama Wingz O Wingz berasal dari pelanggan yang makan di tempat serta pelanggan yang memesan secara online.
Wingz O Wingz menggandeng GrabFood untuk pemesanan online. Menurut Muhammad, aplikasi Grab sangat membantu bisnis untuk bertahan dalam kondisi semua orang diam di rumah saja.
Sementara itu Edwin Sugiaurto, pengelola restoran Ayam Bakar Primarasa di Surabaya yang legendaris yang berdiri sejak 1993. Edwin yang merupakan pengelola generasi kedua menyebutkan bahwa tantangan terbesar banyak pengusaha kuliner akibat pandemi Covid19 adalah berhadapan dengan sejumlah keputusan sulit.
Ia memilih beroperasi seperti biasa agar karyawan tetap memperoleh gaji utuh setiap bulan, dengan meningkatkan standar kebersihan dan melakukan prosedur pengecekan kesehatan. Ayam Bakar Primarasa punya sekitar 100 karyawan yang tersebar di tujuh cabang.
Untuk ukuran restoran yang sudah cukup lama beroperasi, Ayam Bakar Primarasa yang menjadi Mitra Grab ini kini mengalami situasi yang menurut Edwin unik. Pendapatan bisnis utama sejak 27 tahun silam memang berasal dari pelanggan yang makan di tempat. Namun sekarang, sekitar 50 persen total transaksi datang dari pesanan online.
Muhlis dan Edwin merupakan contoh pelaku UMKM yang kini tengah berjuang untuk mempertahankan bisnisnya di tengah pandemi Covid-19.
Menurut Neneng Goenadi, Managing Director Grab Indonesia, mereka dapat memperoleh beragam materi edukasi yang relevan. Antara lain langkah-langkah untuk menjaga kebersihan dan standar keamanan makanan dengan mudah, cukup mengaksesnya melalui aplikasi merchant GrabFood yang mereka gunakan sehari-hari.