Ilustrasi sepatu sneakers. (Foto: Pijakbumi)

Jakarta, MNEWS.co.id – Industri pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) merupakan sektor yang paling terpukul akibat adanya pandemi Covid-19. Namun, sektor ini juga punya peluang besar untuk bangkit dan berkembang.

Hal itu disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno pada peluncuran bio sneakers Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia secara virtual Selasa, (18/5/21).

“Ekonomi kita mulai menggeliat di kuartal ini, kami melihat sisi yang paling sulit yang paling tertekan itu pariwisata tapi juga yang punya peluang yaitu ekonomi kreatif,” kata Sandiaga.

Sandiaga mengatakan masa pandemi memaksa pelaku industri untuk melakukan reposisi. Salah satunya dengan menggarap peluang tren lingkungan berkelanjutan (sustainability).

“Kita mendorong agar pelaku usaha itu beradaptasi dan berinovasi. Salah satu yang jadi tren, yang saya sebut unstoppable trend itu adalah tren terhadap sustainability, keberlanjutan lingkungan,” ujarnya.

Ia mengapresiasi peluncuran produk Bio Sneakers yang dilakukan oleh Kadin. Menurut dia, pembuatan sepatu dengan bahan baku alami merupakan hal yang brilian.

“Menggabungkan ekonomi kreatif dengan salah satu tren keberlanjutan lingkungan ini merupakan hal yang brilian. Jadi, konsep alas kaki dengan bahan baku alami berkelanjutan istilahnya ini sepatu kalau ditanam di tanah, satu tahun sudah bisa terurai,” katanya.

Untuk itu, Sandiaga menambahkan bahwa pihaknya ingin terus memupuk semangat dan mendorong para pelaku industri, khususnya sektor pariwisata dan ekonomi kreatif untuk segera melakukan adaptasi dan inovasi guna menangkap peluang yang ada.

“Mari kita lakukan gerakan all out untuk bantu UMKM kita, memastikan ekonomi ke depan lebih berkelanjutan, lebih berkeadilan, program dunia usaha dan program pemerintah nyambung sehingga pelaku usaha yang butuh support bisa dieksekusi, nggak pakai lama, nggak pakai ribet, nggak pakai mumet,” pungkas Sandiaga.

Sementara itu, David Risnaldi, inovator dari sepatu bio sneakers Node mengungkapkan, hasil produk sepatu tersebut merupakan proses panjang setelah 3 tahun pihaknya melakukan percobaan pada ratusan sampel.

Kendati demikian, Ia mengaku bangga dan bersyukur bisa menjadi salah satu UKM yang menghasilkan produk berbasis penelitian dan pengembangan atau research and development (R&D), penelitian ini juga didukung oleh Kementerian Pertanian.