Yogyakarta, MNEWS.co.id – Pelaku usaha mikro kecil dan menengah di Yogyakarta berharap ada penyelenggaraan pameran secara langsung untuk memasarkan produknya.
Selama pandemi Covid-19 ini, penjualan produk secara dalam jaringan (daring) tidak mendapatkan hasil yang maksimal. Hal ini dirasakan oleh salah satu pelaku UMKM yakni New Exotic Batik Yogyakarta.
Pemilik New Exotic Batik Henni Setya mengatakan hampir tidak ada kegiatan pameran selama pandemi Covid-19. “Kami sudah memiliki banyak stok yang memang ditujukan untuk ikut pameran. Akibatnya menjadi menumpuk,” katanya dikutip dari Antara.
Henni mengatakan pihaknya memang juga melakukan penjualan secara daring. Namun selama ini belum maksimal, sehingga terpaksa dirinya harus memberhentikan beberapa karyawan.
“Permintaan masa pandemi ini mengalami penurunan. Kami terpaksa memberhentikan beberapa karyawan,” ujar Henni.
Ia mengungkapkan produk usahanya ini berupa batik tulis memiliki segmen pasar khusus yang didominasi konsumen berusia matang. Para pelanggan juga banyak memberikan masukan, lebih senang dan puas kalau bisa melihat langsung daripada secara online.
Menurutnya dengan melihat secara langsung maka pelanggan bisa memegang kain dan memantaskan di badan. Henni berharap pameran langsung bisa kembali digelar dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Oleh karenanya, Ia sangat berharap jika kondisi sudah memungkinkan maka pameran secara langsung bisa kembali digelar dengan menerapkan protokol kesehatan yang baik.
Upaya pemerintah dengan meluncurkan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia, lanjut dia, belum memberikan dampak maksimal bagi pelaku usaha, namun cukup memberikan alternatif bagi konsumen untuk dapat berbelanja daring.
Henni menambahkan, pekan depan New Exotic Batik yang menjadi UMKM binaan Bank Indonesia akan menjadi bagian dalam Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia melalui program Festival Joglosemar: Artisan of Java.