Jakarta, MNEWS.co.id – Selain film Aruna dan Lidahnya yang akan tampil di Festival Film Internasional Berlin (Berlinale), film karya anak muda Indonesia lainnya yang akan unjuk gigi di Berlin dan didukung oleh Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) adalah Autobiography.
Upaya Bekraf dalam bidang investasi subsektor kreatif film, menurut Deputi Pemasaran Bekraf, Joshua Simandjuntak, yakni mengadakan kerja sama dengan Torino Film Lab (TFL) membantu sineas Indonesia masuk ke pasar film global. Tahun 2017 menjadi tahun pertama kerjasama Bekraf dan TFL mengirimkan dua project film Indonesia dalam Torino Film Festival di Turin, Italia.
Kegiatan ini berupa penyediaan akses bagi para pembuat film Indonesia untuk belajar bersama maestro di bidang produksi film dunia. Selain itu, kegiatan ini juga memberikan exposure atas ide film yang diharapkan dapat menciptakan ketertarikan dari stakeholder perfilman.
Setiap tahunnya ada dua film yang lolos ke TFL dan salah satu film yang difasilitasi mengikuti TFL 2017, Autobiography, karya produser Yulia Evina Bhara dan sutradara Makbul Mubarak, terpilih masuk dalam Berlinale Talents Project Market, salah satu program dari Berlinale Co-Production Market di European Film Market (EFM) 2019, salah satu ajang pasar film terbesar di Eropa.
Berlinale Co-Production Market adalah program project market untuk mempresentasikan ide film, ajang bergengsi di mana 10 proyek film terpilih dari 3.100 pendaftar yang sedang dalam proses pengembangan dan pendanaan akan dipertemukan denganbuyers di bidang perfilman. Mereka antara lain potential co-producer, sales agent, dan distributor film. Tujuannya agar proyek film dapat terealisasi dengan skema co-production internasional.
Film Autobiography merupakan proyek film karya sineas Indonesia pertama dalam lima tahun terakhir yang berhasil menembus Berlinale Co-Production Market lewat Berlinale Talents Project Market. Berlinale Co-Production Market dikenal memiliki reputasi sebagai ajang yang sangat kompetitif. Komite seleksi juga menjadikan rekam jejak pembuat film dan apa saja proyek film yang sedang dikerjakan dalam kriteria penilaian.
Sebagai gambaran singkat, film Autobiography menceritakan tentang seorang laki-laki bernama Rakib. Ia tinggal di desa dan baru saja lulus SMA, sedang menentukan arah masa depannya. Ia tidak ingin bekerja di ladang jagung milik keluarganya seperti apa yang diinginkan oleh ayahnya, yang konservatif. Suatu hari, seorang mantan jenderal militer tiba di desanya. Sang jenderal mencalonkan diri untuk pemilihan lokal dan ingin Rakib memerankan pemuda itu dalam sebuah film biografi propaganda yang dibuat untuk TV lokal.
Makbul Mubarak sebagai sutradara dikenal sebagai kritikus film. Alumni Asian Film Academy ini sudah pernah meraih penghargaan melalui karya-karya film pendeknya, yakni He Dog’s Lullaby (2016) dan The Malediction (2017). Film ini terinspirasi dari masa pemerintahan kediktatoran Indonesia, dengan unsur-unsur fiksi yang membongkar kisah pemuda pasca kediktatoran.
Dikutip dari situs Torino Film Lab, Makbul mengatakan niatan di balik filmnya. “Saya ingin menceritakan sebuah kisah tentang perjuangan berurusan dengan fiksi kediktatoran yang masih sangat menghantui. Di sisi lain, itu juga merupakan cerita tentang seorang pria yang berusaha menemukan jati dirinya di tengah masyarakat yang selalu menginginkannya menjadi orang lain,” tandas Makbul.
Berlinale Co-Production Market yang akan dilaksanakan pada 7-14 Februari 2019 akan diisi dengan one on one meeting antara proyek film dengan potential co-producer, sales agent, dan distributor. Melalui kegiatan ini diharapkan proyek film Autobiography dapat memperoleh co-production dengan satu negara Eropa sehingga dapat mengakses pendanaan film seperti CNC di Perancis, HBF+ di Belanda, atau WCF Europe di Jerman, yang hanya dapat dilakukan jika memiliki co-producer dari Eropa.