Koleksi Outvader hasil desainer Anggiasari. (Foto: celebrities.id)

Jakarta, MNEWS.co.id Brand modest wear AM hasil besutan desainer Anggiasari turut memamerkan karyanya yang mengusung konsep keberlanjutan menggunakan bahan daur ulang di kota mode, Paris.

Dalam koleksinya, Anggiasari menggunakan sisa denim dari garmen lokal Indonesia dan produk denim yang over stock, reject, atau yang sudah cacat.

Kemudian, desainer yang merupakan member Indonesian Fashion Chamber Bandung Chapter ini juga mengombinasikan bahan-bahan daur ulang tersebut dengan yang aman dan ramah terhadap lingkungan.

Koleksi show kali ini berjudul Outvader yang mempunyai arti orang yang mempunyai keberanian dalam keterasingan, sehingga penuh dengan kewaspadaan. Orang yang mempunyai keunggulan dalam suatu waktu tertentu.

Outvader terinspirasi dari atmosphere angkasa luar yang sepi, namun demikian dapat terjadi suatu kejadian yang tidak selalu baik, sehingga diperlukan kewaspadaan, untuk dapat bertahan hidup. Kecemasan manusia pada kecanggihan teknologi

Koleksi ini dibuat dalam style sporty casual, androgini, untuk mereka yang berusia 20-45 tahun. Memiliki siluet trapezoid, H dan oversize, koleksi ini menggunakan material denim, katun dan polyester anti air.

Palet warna coklat muda, terracotta, dan cream juga mewarnai koleksi tersebut. Bukan cuma itu, Anggia memilih beberapa detail berupa bentuk simetris-asimetris, berstruktur, patchwork, teknik denim washing, motif tie dye dan quilting.

Semua itu disajikan Anggia dalam beberapa setelan basic berupa outer, blouse dan pallazo yang mengacu pada konsep zerowaste yang mengutamakan sisa bahan sesedikit mungkin.

Selain untuk fashion show di Paris Fashion Week Fashion Division, keberangkatan Anggiasari ke Paris juga ingin mengirimkan produk kolaborasinya dengan Parisian Brand yang telah dikerjakan sejak Januari 2021.

Mulai dari pembuatan konsep koleksi, DNA Brand, Mood Board, Sketsa, Technical Drawing, hingga pemilihan Swatches yang telah ia kirimkan terlebih dahulu dan telah mendapat persetujuan pada Desember 2021 lalu.

“Respon atau tanggapan dari Fashion People Parisian terhadap koleksi show-nya sangat bagus, sampai mendapat applause di akhir runway yang bentuknya memutar,” kata Anggiasari.

Bahkan, Anggia juga mengungkap jika fashion show banyak dihadir oleh media internasional, stylist penyanyi Rihanna, hingga terjadi waiting list tamu yang mencapai 100 orang pada hari H-3. Keikutsertaannya tidak didapatkan melalui proses yang instan.

“Kami melalui proses yang panjang melalui tahap kurasi seleksi sejak tahun 2019 sampai 2020, berupa profil perusahaannya, media sosial kami, lama usaha, fashion week yang sudah kami , sketsa, moodboard, konsep koleksi, jenis jahitan, kancing, bahkan sampai restleting,” ungkapnya.

Dua tahun belakangan, Anggia mengungkap jika dirinya juga sudah ikut serta dalam ajang ini, namun masih dilakukan secara virtual di tengah pandemi. Pada 2022, Ia pun akhirnya berkesempatan untuk bisa menunjukkan secara langsung koleksi spesialnya.

Anggia menjelaskan dalam Paris Fashion Week memiliki dua agenda, yakni ON Schedule yang masuk Official Calendar The Fédération de la Haute Couture et de la Mode (FHCM) dan Show Independent yang disebut OFF Schedule.

“Di sini menyebutnya ON Schedule dan OFF Schedule Paris Fashion Week. Kami mengikuti yang OFF Schedule, karena kami belum mempunyai nama di sini. Nah, untuk dikenal oleh Fashion People Parisian jadi kami mengikuti jadwal yang OFF Schedule tapi listnya sudah terdaftar di FHCM,” jelasnya.

Untuk bisa mempunyai nama dan diakui, kata Anggia, sebuah brand paling tidak harus mengikuti fashion show OFF Schedule minimal tiga kali, memiliki butik atau gallery di Paris atau kolaborasi dengan Parisian Brand.