Jakarta, MNEWS.co.id – Kreativitas memegang peranan tinggi dalam industri kreatif. Perlu kreativitas yang kompleks agar suatu produk dapat diterima di hati konsumen. Selain kualitas produk dan tampilan kemasan, strategi marketing juga masuk dalam salah satu poin penting yang perlu diperhatikan para pelaku ekonomi kreatif (Ekraf).
Dalam ranah ini, Adrianka atau yang akrab disapa Anka, merupakan salah satu nama yang tergolong kompeten di industri kreatif Indonesia. Alumni Desain Komunikasi Visual Universitas Kristen Petra ini kerap kali menciptakan gebrakan unik di media sosial. Melalui laman Instagram pribadinya, @tigabelas, Anka kerap membagikan unggahan produk yang telah melalui proses kreatif.
Melalui metode digital imaging, karya yang diunggah Anka selalu mendapatkan respons baik dari warganet. Bahkan banyak karya-karya kreatif dari Anka viral, dan banyak yang menyangka bahwa unggahannya tersebut adalah asli.
“Secara umum digital imaging dengan photo editing itu sama. Hanya saja digital imaging sendiri jika mau dilihat dari tujuannya, seperti untuk keperluan komersial, art dan lainnya. Di dunia digital itu sendiri, digital imaging cukup berperan pada kehadiran foto-foto yang tersebar di internet. Kebanyakan foto-foto hasil digital imaging memang bisa ‘menipu’ orang yang melihatnya karena memang foto-foto mengalami foto editing dengan tujuan tertentu,” ungkap Adriank.
Selain berkarya di akun Instagram pribadinya, Anka juga menjadi pendiri usaha kreatif, TandaSeru, yang bergerak di bidang digital imaging produk. Dalam laman resminya, TandaSeru mencatat pernah bermitra dengan 32 perusahaan besar di Indonesia. Mayoritas pemakai jasa dari TandaSeru merupakan perusahaan-perusahaan ternama di Indonesia.
Seperti yang telah disinggung, dalam media sosial Instagram pribadinya Anka kerap mengunggah digital image suatu produk yang membuat jagat maya ramai. Salah satu unggahan yang sangat viral adalah kemasan Indomie berbentuk bulat.
Foto yang diunggah pada 18 Juli 2021 ini mendapatkan likes lebih dari 9 ribu pengguna Instagram dengan ratusan komentar. Dalam unggahan tersebut tampak tangan seseorang sedang memegang kemasan Indomie berbentuk bulat.
Selain kemasan luar, dalam unggahan yang sama juga menunjukkan sepiring mi instan lengkap dengan telur dan tambahan bumbu yang seluruhnya berbentuk bulat. Sontak bentuk kemasan yang tidak wajar ini menuai respons dari warganet.
Banyak warganet yang mempertanyakan mengenai cara mendapatkan kemasan terbaru dari mi instan tersebut. Rasa penasaran warganet tidak berhenti di situ, akun resmi Indomie pun menjadi sasaran untuk memenuhi keingintahuan terkait produk tersebut.
Sebab, banyak yang mengira unggahan tersebut produk asli dan terbaru, padahal itu adalah salah satu karya digital imaging yang kerap dibuat oleh Anka, yang membuat suatu produk terlihat begitu nyata dengan polesan kreatifnya.
Gebrakan Anka dalam membuat image baru Indomie terbukti berhasil menarik hati konsumen. Tidak hanya satu produk, Anka juga berulang kali menggunakan teknik digital imaging dalam membuat karya berbagai produk dengan varian unik.
“Saya memilih Indomie karena kedua produk itu sangat dekat dengan masyarakat. Siapa yang tidak kenal produk mi instan itu? Sudah menjadi sesuatu yang kita temui setiap hari. Saat saya mengerjakannya, saya merasa hasilnya lucu dan menarik,” kata Adrianka.
Unggahan lain yang tidak kalah viral adalah produk Teh Botol Sosro dalam kemasan galon yang mencapai jumlah likes hingga lebih dari 8 ribu, serta produk air minum Crystaline berbentuk tandon air dengan likes lebih dari 2 ribu.
Mungkin kata digital imaging tampak kurang familier di Indonesia. Meski demikian, bidang yang digeluti Anka ini punya prospek yang sangat cemerlang, khususnya di era digital seperti saat ini.
Digital imaging adalah proses mengubah dokumen asli menjadi gambar elektronik, lalu memodifikasinya dengan kreativitas. Selain bekerja dengan objek gambar tidak bergerak, digital imaging juga dapat dituangkan dalam bentuk video.
“Perkembangan dunia digital secara umum benar-benar memberikan pengaruh besar bagi sektor digital imaging itu sendiri. Saya pribadi menganggap dunia digital saat ini seperti wadah untuk meletakkan portfolio saya jadi orang-orang bisa melihat karya yang saya buat. Dengan tersebarnya karya saya secara digital melalui media sosial, peluang untuk bisa berkarya dalam sebuah proyek pun berdatangan. Jadi saya rasa antara perkembangan digital dengan kehadiran digital imaging sebagai sebuah proses kreatif itu saling membutuhkan dan berpengaruh satu sama lain,” kata Adrianka.
Digital imaging saat ini sudah menjadi bagian dari subsektor periklanan dalam ekonomi kreatif. Fungsi dari digital imaging bagi subsektor ekonomi kreatif lainnya juga tak kalah vital. Mulai beralih ke dunia digital memaksa berbagai subsektor ekonomi kreatif untuk lebih kreatif dalam memasarkan produk.
Sebab, konsumen tidak hanya mencari info produk yang menarik, tapi juga membutuhkan sebuah iklan yang segar, nyentrik, dan unik agar tertarik pada suatu produk. Dalam hal inilah digital imaging specialist bekerja untuk menciptakan iklan dengan visual yang menarik.
Terlebih lagi ketika karya digital imaging tersebut viral, maka efek domino yang tercipta akan berpengaruh besar pada penjualan. Sehingga dapat disimpulkan jika digital imaging punya dampak yang signifikan terhadap kemajuan sektor ekonomi kreatif di Indonesia.
“Sektor digital imaging saat ini sudah berjalan. Tinggal bagaimana para pemula di tingkat sekolah misalnya, mempelajari pengaplikasian digital imaging di industri kreatif. Banyak yang sudah paham teorinya dan sudah mahir, tapi tidak tahu bagaimana memanfaatkan kemampuannya. Jadi, mungkin harus diberikan waktu praktik lebih banyak agar bisa sesuai dengan kebutuhan kemahiran digital imaging di industri kreatif saat ini,” tutup Adrianka.
Sumber: Kemenparekraf