Jakarta, MNEWS.co.id – Merajut bukan hanya sekadar hobi. Jika dijalani dengan sungguh-sungguh, hasil rajutan dapat menjadi peluang bisnis yang menjanjikan.
Seperti yang dilakukan oleh Salfiah, pelaku usaha asal Jakarta Utara. Berawal dari membuat boneka rajut untuk sang anak, tak disangka hasil karya rajutannya ternyata digemari banyak orang bahkan laku dijual.
Dengan bermodalkan benang katun Bali dan dakron, Salfiah membuat beragam boneka rajut yang juga dikreasikan menjadi gantungan kunci dengan jenama produk kerajinan Waroeng Rajut Fiah.
Ia mengatakan kebanyakan motif boneka yang dibuat adalah binatang, dengan tujuan agar produk lebih variatif dan mudah dikreasikan. Meskipun didominasi koleksi boneka, Salfiah juga mengembangkan karya rajutannya dalam bentuk kardigan, tas, taplak meja, konektor masker, tas botol minum, dream catcher, bando segitiga rajut, hingga masker kain.
Usaha yang dimulai sejak tahun 2010 ini, awalnya dijual di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat. Sebelumnya, Salfiah berjualan setiap Sabtu dan Minggu di sebuah emperan toko dengan menggunakan bambu panjang dan gawangan besi untuk menyanggah produknya. Selama berjualan, seringkali Ia mengalami kendala seperti barang diambil oleh preman hingga diusir Satpol PP saat penjualan sedang ramai.
“Sangat perjuangan sekali saat awal merintis jualan di emperan toko di sudut Kota Tua Jakarta. Panas, hujan, kering, dan basah juga tetap saya tempuh. Jadi segala perjuangan dan kejadian pahit tersebut bisa jadi memori dan pengalaman untuk terus berproses,” kata Salfiah kepada tim M-News.
Berbagai hambatan dan kendala menjadi pembelajaran penting bagi Salfiah untuk tetap berkembang hingga saat ini. Berawal berdagang dari emperan, kini Ia telah bergabung menjadi anggota UMKM Dekranasda DKI Jakarta.

Setelah bergabung dalam komunitas, Ia mengaku telah menambah banyak koneksi dan bisa terus menggali kreativitas dan skill agar hasil karyanya semakin bervariasi.
Kini, yang awalnya merupakan hobi telah menjadi lahan bisnis yang menghasilkan bagi Salfiah. Meski begitu, bukan hal mudah untuk mengembangkan bisnis rajutan tersebut.
Selain diperlukan kesabaran dan ketelatenan dalam pengerjaannya, juga dibutuhkan inovasi karya baru yang lebih fresh. Oleh karena itu, Salfiah memutar otak dan mencari cara agar karya-karyanya tetap menarik dan beda dibanding kerajinan serupa lainnya.
Untuk memenuhi kebutuhan pasar dan bertahan dari persaingan bisnis rajutan, Ia sering mencari ide-ide baru. Bahkan sesekali Ia juga browsing di internet untuk melihat berbagai foto produk rajutan. Tidak hanya itu, melalui bisnis ini Ia juga ingin melestarikan budaya rajut sebagai produk buatan Indonesia.
Dalam memasarkan produknya, Salfiah kerap menggunakan sistem offline dan online melalui media sosial seperti Instagram, Facebook, dan marketplace. Sementara untuk offline, biasanya Salfiah mengikuti berbagai acara seperti bazar dan pameran di acara pemerintahan.
Selama masa pandemi, Salfiah tidak menampik bahwa penjualannya mengalami penurunan omzet yang cukup terdampak. Untuk mengatasinya, Ia pun beralih untuk fokus memasarkan produk secara online dan mulai belajar memahami pemasaran digital.
Ke depannya, Salfiah fokus ingin mengembangkan usahanya agar tetap bertahan untuk bisa menambah penghasilan. Ia juga berharap bisa membuka stand di mall agar produknya semakin dikenal konsumen.