Bisnis Center SMK Model PGRI I Mejayan, Madiun. (Foto: SMK PGRI Mejayan)

Jakarta, MNEWS.co.id – Berbagai terobosan dilakukan SMK Model PGRI 1 Mejayan, Madiun, menghasilkan pencapaian yang fantastis. Berkat pengembangan bisnis center, SMK yang dipimpin Sampun Hadam ini bisa menghasilkan omzet hingga Rp3,8 miliar per tahun.

Adapun bisnis center tersebut meliputi bank pendidikan, kafe edukasi, counter HP dan pulsa, Sahara Mart, CCLE Grosir, CCLE Food, CCLE UMKM, bengkel sepeda motor, bengkel mobil, persewaan hall, bis pariwisata, home stay, dan digital marketing.

“Kami ingin SMK bisa meningkatkan ekonomi daerah sebagai sumber ekonomi nasional dan mencintai produk-produk yang ada di dalam negeri. Di tengah masa pandemi dan di tengah persaingan dunia global yang semakin pesat,” ujar Sampun.

Sampun mengatakan dalam perjalanannya SMK Model PGRI 1 Mejayan yang mendapatkan CMK COE (Center of Excelllent), telah menggandeng ratusan mitra dunia usaha dan dunia industri (DUDI) sebagai target pendidikan.

Inovasi tersebut di antaranya membuat Mobil Listrik Toko Kampung Pesilat (Mokokasi) untuk UMKM, SMK Model PGRI 1 Mejayan berupaya membantu pemulihan ekonomi masyarakat di masa pandemi.

Selain itu, SMK Model PGRI 1 Mejayan juga berkomitmen menghidupkan kearifan lokal dengan mengusung konsep pariwisata, dengan menyediakan kolam renang dan resto, bis pariwisata, dan home stay.

“Kami memiliki pemberdayaan tanaman porang dengan inovasi-inovasi engineering menciptakan alat pembersih dan pencacah porang sampai pengolahan berbagai aneka makanan dari porang,” tambahnya.

Ia menambahkan, pengolahan porang ini bahkan telah mendapatkan perhatian dari Kementerian Pertanian, Komisi IV DPR, Kementerian Perekonomian, hingga kantor Wakil Presiden.

Terkait pembelajaran Project Based Learning, SMK Model PGRI 1 Mejayan telah menggandeng PT INKA Madiun untuk pembuatan kursi kereta api, pembuatan kanopi (PT Java Madani Perkasa), renovasi kantor kecamatan (PT Java Madani Perkasa), membuat gear (CV Sumber Pangestu), membuat shaft (CV. Sumber Pangestu), dan membuat box alat (job dari PT Rekaindo Global Jasa).

“Kegiatan pembelajaran ini mengimplementasikan merdeka belajar bahwa belajar tidak hanya didapatkan dari buku-buku, akan tetapi belajar dapat didapatkan dari pengalaman dan praktek di lapangan,” pungkas Sampun.