Jakarta, MNEWS.co.id – Produktivitas sektor pertanian Indonesia terus meningkat tajam seiring makin banyaknya inovasi dari para petani milenial yang sudah menggunakan sentuhan teknologi. Tidak sedikit dari para petani milenial mulai mengadaptasi dan menggunakan cara modern untuk mengoptimalkan hasil pertanian mereka.
Seperti yang dilakukan oleh Abdul Baits yang berinovasi membuat kemasan gula aren dalam kemasan bubuk. Hal ini Ia lakukan karena adanya tuntutan kebutuhan konsumen yang menginginkan kepraktisan dalam mengkonsumsi gula aren.
Produk komoditas pertanian dengan jenama Gula Aren Semut ini merupakan usaha turun-temurun dari tradisi keluarganya yang sejak dulu berprofesi sebagai petani gula aren. Pada awalnya, pembuatan gula aren tersebut hanya difokuskan pada produksi cetak (gandu). Akhirnya di tahun 2020, Ia berinisiatif untuk memasarkan produk Gula Aren Semut berbentuk bubuk dalam kemasan pouch yang lebih praktis.
Abdul mengatakan alasan dirinya memilih usaha ini disebabkan karena keadaan ekonomi akibat pandemi di kampungnya terletak di Cibiru, Jawa Barat, yang mayoritas petani aren. Ia pun ingin ikut mendorong produksi dan pemasaran gula aren yang dulu hanya mengandalkan pengepul (bandar) kini beralih melalui platform online dengan kemasan produk yang lebih baik, sehingga tidak tergantung pada harga pasar yang terkadang murah.
Proses produksi Gula Aren Semut ini hampir sama, yang membedakan hanya cara penggunaan dengan mesin atau tradisional dalam pengolahannya, serta bahan baku yang digunakan, apakah campuran atau murni.
Keunggulan produk Gula Aren Semut ada pada proses produksinya yang dilakukan secara tradisional dan tidak menggunakan campuran bahan lain sehingga menghasilan produk gula aren yang aman dan sehat.
Bahan baku yang digunakan didapatkan secara lokal dari petani aren langsung. Untuk menjaga kualitas produk yang baik tentu dipengaruhi oleh proses produksi yang tepat. Dalam hal ini, Abdul memastikan proses produksi dari mulai bahan baku (nira aren) sampai proses pengemasan dilakukan dengan aman dan kualitasnya tetap terjaga.
Dalam mengembangkan usahanya, Abdul mengaku mengalami beberapa kendala terkait produksi gula aren yaitu peralatan seperti oven pengatur kadar air dalam gula. Selain itu, karena usahanya adalah produksi rumahan, kendala yang sering terjadi biasanya hasil produksi gula para petani memiliki perbedaan. Meskipun pada dasarnya hal ini tidak mengurangi kualitas produk.
Harga produk Gula Aren Semut berkisar mulai dari Rp25.000,- hingga Rp60.000,- tergantung ukuran per kg yang dipesan.
Abdul menambahkan, gula aren semut secara umum sudah memiliki pasar global bahkan impor. Namun sejauh ini untuk produk yang Ia jual mendapatkan respon yang positif dari para pelanggannya.
“Seperti pada umumnya para pengusaha, pasang surutnya konsumen dan pasar menjadi hal yang sering mengkhawatirkan. Dan senangnya sedikit demi sedikit usaha mulai maju dan bisa membantu memajukan para petani di kampung,” kata Abdul.
Oleh karena itu, kini Abdul fokus untuk memasarkan produk Gula Aren Semut secara online dengan memanfaatkan Instagram serta e-commerce. Hal ini bertujuan agar produk gula aren di kampungnya semakin berkembang sekaligus membantu perekonomian para petani setempat.
Ke depannya, Abdul ingin mengembangkan usaha Gula Aren Semut lebih luas dengan mengoptimalkan pemasaran online serta menggunakan peralatan yang lebih modern. Hal ini diharapkan dapat membantu agar produk gula aren para petani di daerahnya bisa lebih berkembang dan bersaing di pasar global.