Jakarta, MNEWS.co.id – Mempunyai inovasi menu baru tapi banyak orang belum tahu, tentu jadi masalah tersendiri bagi pebisnis kuliner. Chef profesional Martin Praja membagikan beberapa tips bagi pelaku usaha kuliner untuk mempromosikan menu baru.
Belajar dari restoran miliknya yang terletak di Bogor, Chef Martin mengatakan bila seorang pengusaha kuliner memiliki menu baru yang pertama kali harus dilakukan adalah set target untuk menu baru tersebut.
“Ini menu baru ini kita bakal keluarin berapa lama, aku sih biasanya selama 6 bulan. Kalau 6 bulan jadi kita bisa tolak ukurnya lebih panjang. Jadi kalau kita mau cek apakah produknya oke itu menurut aku 6 bulan,” katanya dikutip dari Detik.com
Ia menambahkan bila berbicara soal pemasarannya, saat ini banyak platform di media sosial yang bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan menu baru tersebut. Pengusaha kuliner juga bisa memanfaatkan Google Ads, Facebook Ads, atau Instagram Ads.
Menurut Chef Martin, tren makanan akan berbeda-beda setiap tahunnya. Misalnya beberapa tahun lalu tren yang sedang booming adalah boba atau croffle. Dari tren-tren itulah bisa dibuat inovasi yang menu-menu baru hasil dari pengembangan tren makanan yang udah ada.
Agar menu yang dijual tidak mudah untuk ditiru kuncinya adalah menanyakan dulu ke diri sendiri apa yang disukai. Ketika membuka resep tersebut, orang juga akan mencoba dan memiliki opininya masing-masing.
“Tapi kalau dari sendiri udah yakin dan pede dari produknya dan kalian bisa menjualnya pasti yakin deh itu bakal terjual juga. Dan kunci yang pasti sih kita juga mesti trial and error dulu mulai kita coba dari orang-orang terdekat dan harus optimis sama produk sendiri,” ujar Chef Martin.
Chef Martin juga membagikan tips untuk membuat sebuah menu yang hemat di kantong. Menurutnya, seorang pebisnis biasanya memilih produk-produk yang berkualitas. Tetapi, pikirkan juga cara menggunakan uang yang sebijak-bijaknya, jadi tidak memilih produk yang terlalu mewah.
Caranya adalah mensubstitusikan dengan brand lokal yang dapat dijadikan bahan makanan. Ia pun kerap menggunakan bahan-bahan dari brand lokal untuk kafe yang dimiliki. Menurutnya, kalau dipilih secara cermat bahan-bahan yang bagus pasti akan mudah didapatkan.
“Yang penting kita harus catat juga, jangan sampai penggunaannya melebihi dari apa yang kita butuhkan. Jadi tidak terlalu mubazir harga pokok penjualannya (HPP),” pungkasnya.