
MNEWS.co.id – Produk kerajinan kulit buatan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Kabupateng Malang, Jawa Timur berhasil menembus pasar internasional dengan memanfaatkan digitalisasi dalam memperluas akses pasarnya.
Galuh Tri Pamungkas, pelaku UMKM kerajinan kulit dengan jenama Reven Leather mengatakan, berbagai produk kerajinan kulit buatannya seperti dompet, tas, ikat pinggang, dan item lainnya memiliki daya tarik yang signifikan di pasar internasional, terutama dari negara-negara seperti Malaysia, Singapura, dan Filipina.
“Kalau yang di tiga negara ini dipasarkan melalui marketplace, sudah rutin ada yang beli, namun belum ada reseller. Akan tetapi, pasarnya memang ada,” ungkap Galuh dikutip MNEWS.co.id dari Antara.
Galuh menceritakan jika usaha kerajinan kulit miliknya telah dirintis sejak tahun 2019 dengan memberdayakan lebih dari 100 mitra pelaku UMKM lain yang ada di wilayah Jawa Timur.
Menurutnya, selain dari Kabupaten Malang, pelaku UMKM lain yang turut membantu proses produksi kerajinan kulit tersebut juga berasal dari Jombang, Tuban, dan Sidoarjo.
Saat ini, lanjutnya, ia juga mempekerjakan puluhan tenaga kerja yang berasal dari wilayah sekitar.
“Untuk pekerja internal kurang lebih ada 30 orang, magang ada 15 orang. Mayoritas memang anak muda, kebanyakan lulusan SMK,” katanya.
Galuh mengungkapkan, sebelum menggunakan merek dagang pribadinya di tahun 2019, sesungguhnya usaha produk kerajinan kulit sudah digelutinya sejak 2014. Saat itu, kondisi perekonomian keluarga memaksanya untuk berusaha secara mandiri.
Pada tahun 2014, Galuh memulai usahanya dengan fokus pada memasarkan kerajinan kulit yang dihasilkan oleh warga Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang. Ia mengunggah produk-produk lokal ini melalui salah satu marketplace.
Berhasil meraih respon pasar yang cukup baik, Galuh kemudian membeli sejumlah produk dalam jumlah besar di Pasar Besar Kota Malang. Produk-produk tersebut kemudian dijual kembali melalui secara online dengan bantuan sejumlah rekannya.
Namun, pada saat itu, ia menjual produk kerajinan kulit dengan menggunakan merek yang sudah ada di pasaran. Ketika penjualan produknya mulai meningkat, toko online dihapus oleh pihak marketplace karena dianggap melanggar hak cipta.
“Akhirnya kita putuskan mau tidak mau membuat merek sendiri. Titik poinnya di sana, akhirnya memutuskan untuk membuat merek Reven Leather,” tuturnya.
Saat ini, Reven Leather bekerjasama dengan ratusan perajin kulit rumahan untuk menaikkan jumlah produksi. Produk karya mereka juga turut dipamerkan dalam ajang Guangdong and Macau Branded Product Fair 2023, sebuah pameran internasional yang diselenggarakan di Tiongkok.
Di era digital, UMKM memiliki peluang emas untuk meraih pasar yang lebih luas tidak hanya di dalam negeri, tetapi hingga kancah global.
Seperti kisah Galuh dan produknya yang tidak hanya berhasil tembus pasar internasional, tetapi juga membantu menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.