Ilustrasi Fintech. Foto: Google Images.
Ilustrasi Fintech. Foto: Google Images.

MNEWS.co.id – Pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan pilar penting dalam ekonomi Indonesia. Mereka tidak hanya menciptakan lapangan kerja tetapi juga berkontribusi pada pendapatan nasional. Sayangnya, hingga saat ini akses terhadap pembiayaan sering kali menjadi kendala bagi UMKM dalam mengembangkan usahanya.

Hadirnya platform financial technology (fintech) telah merevolusi sektor keuangan dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk menyediakan layanan akses pembiayaan yang lebih cepat, mudah, dan terjangkau bagi UMKM.

Dikutip dari Antara, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total penyaluran pembiayaan fintech lending kepada pelaku UMKM per Mei 2023 mencapai Rp19,75 triliun atau 38,4 persen dari total outstanding sebesar Rp51,46 triliun.

Plt Kepala Grup Komunikasi Publik OJK, Sekar Putih Djarot mengatakan, nilai outstanding pembiayaan tersebut didominasi oleh kategori perseorangan sebesar Rp45,64 triliun, dengan rincian UMKM sebesar Rp15,63 triliun dan non-UMKM Rp30,01 triliun.

“Kategori lainnya yaitu Badan Usaha sebesar Rp5,82 triliun,” kata Sekar.

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia melihat bahwa meningkatnya penggunaan jasa fintech oleh pelaku UMKM adalah sebuah tren yang positif.

Hal ini karena fintech dapat memberikan akses pinjaman modal usaha yang lebih mudah dan cepat bagi UMKM, yang selama ini sering kesulitan mengakses pinjaman perbankan.

“Salah satu problem terbesar adalah rendahnya tingkat formalisasi UKMM di Indonesia. Kadin melihat kebijakan PT Perorangan yang dikeluarkan oleh Pemerintah dapat membantu meningkatkan angka formalisasi,” kata Ketua Kadin Indonesia Arsjad Rasjid dikutip MNEWS.co.id dari Antara.

Arsjad mengatakan, Kadin juga mendukung upaya pemerintah untuk meningkatkan akses keuangan bagi UMKM melalui industri fintech.

Kadin menilai bahwa fintech dapat menjadi mitra yang penting bagi UMKM dalam mengembangkan usaha mereka.

“Fintech dapat membantu UMKM untuk mendapatkan akses pendanaan yang mereka butuhkan untuk meningkatkan produktivitas, ekspansi pasar, dan inovasi produk,” ujar Arsjad.