Sepatu rajut koleksi hafisa crochet
Sepatu rajut koleksi Hafisa Crochet. (Foto: Hafisa Crochet)

Jakarta, MNEWS.co.id – Tak hanya kaum remaja atau ibu-ibu saja yang gemar memakai aksesoris, balita, anak-anak bahkan orangtua hingga kaum lelaki pun membutuhkan aksesoris yang membuat mereka semakin percaya diri.

Lantas tak cukup hanya menunjang penampilan, aksesoris yang membuat mereka berbeda dari orang lain pun menjadi hal yang menjadikan pemakainya merasa istimewa, salah satunya aksesoris dari bahan rajut.

Selama ini banyak orang menganggap aksesoris dianggap barang yang dapat menguras isi dompet alias barang mahal dan mewah. Dan bahan rajutan menjadi jawaban asumsi masyarakat tersebut. Tak kalah dengan bahan mahal lainnya, bahan rajut hadir dengan harga yang tak bikin tipis dompet namun bisa bikin tampilan meroket karena keindahannya dan sudah pasti tampil beda dengan aksesoris kebanyakan.

Merintis usaha aksesoris rajutan sejak tahun 2017, UMKM Hafisa Crochet hadir di ranah aksesoris berbahan rajutan mulai dari tas, sendal, sepatu, hingga peci rajutan. Sejauh ini Hafisa Crochet masih menjualnya kepada teman, tetangga, kerabat dan orang-orang yang sudah mengenal rajutan Hafisa Crochet.

Hafisa Crochet pun telah merambah memasarkannya di media sosial seperti Instagram, Facebook, dan Whatsapp.

“Bahan-bahan rajutan seperti benang, kami peroleh dari toko sekitar perumahan Bojong Depok Baru 2, Sukahati, Cibinong, Kabupaten Bogor di mana kami tinggal. Sisanya dirajut sendiri alias hand made oleh istri saya,” ungkap Iim Ibrahim sang suami pemilik usaha UMKM Hafisa Crochet dikutip dari kumparan.

Pria yang akrab dipanggil Aa’ Iim ini menyebutkan harga untuk sendal dan sepatu mulai dari Rp200.000,- hingga Rp800.000,-. Sedangkan harga tas dari Rp200.000,- hingga Rp650.000,-. Sementara untuk peci dijual dengan harga yang tak bikin tipis dompet, yakni hanya sekitar Rp70.000,-.

Dirinya mengisahkan saat sebelum pandemi melanda, omzet Hafisa Crochet cukup lumayan.

“Omzet per hari bisa mencapai tiga juta rupiah per bulan. Namun semenjak pandemi, cukup menurun drastis karena kondisi ekonomi dan daya beli masyarakat menurun,” tutur Iim.

Namun demikian, Iim dan istri masih konsisten menjalankan usaha aksesoris rajutan Hafisa Crochet hingga kini. Dan seiring ekonomi masyarakat yang semakin membaik, berimbas pula dengan naiknya permintaan Hafisha Crochet yang semakin membaik.

“Saya yakin, Allah sudah mengatur rezeki kita, nggak mungkin tertukar. Yang penting yakin dan berprasangka baik sama Allah,” pungkas Iim.