Kecintaannya pada budaya dan seni, khususnya henna, yang akhirnya membawa Nur Janah Dwi Setyawati untuk membuka kursus henna selama beberapa tahun terakhir. (Foto: Kursus Henna Nurjanah Dwi)

Jakarta, MNEWS.co.id – Penggunaan henna atau tato temporer di tangan mempelai wanita saat acara pernikahan saat ini menjadi tren tersendiri. Berbagai desain dan ragam warna pun ditawarkan oleh para henna artist dengan tarif yang kompetitif. 

Tradisi henna awalnya berasal dari Mesir Kuno kemudian merambah ke Timur Tengah, seperti Maroko, Arab, hingga India. Hingga saat ini, henna populer digunakan sebagai hiasan tangan saat upacara pernikahan yang sakral, dan kadang juga dipakai saat acara keluarga maupun untuk seru-seruan (henna fun). 

Kecintaannya pada budaya dan seni, khususnya henna, yang akhirnya membawa Nur Janah Dwi Setyawati untuk membuka kursus henna selama beberapa tahun terakhir. 

Wanita kelahiran Jakarta yang tengah memperdalam ilmu komunikasi di salah satu perguruan tinggi negeri tersebut ingin memperluas akses mempelajari henna bagi masyarakat. 

“Alasan pertama membuka kursus untuk memperkenalkan pada masyarakat bahwa seni henna bisa dipelajari selama ada kemauan, jadi tidak harus ada bakat terlebih dahulu,” ujarnya kepada MNEWS baru-baru ini. 

Selain itu, dia mengungkapkan alasan kedua untuk memperluas pasar henna. Menurutnya, dengan semakin banyak seniman henna, maka pilihan masyarakat pun akan semakin luas. 

“Banyaknya jumlah seniman henna membantu publikasi henna di Indonesia,” imbuhnya. 

Alasan ketiga, Nur Janah ingin memperlihatkan kepada peminat seni henna bahwa bidang ini memiliki prospek luas, tidak hanya dari sisi seni lukis tetapi juga dari sisi edukasi. 

Wanita yang telah berprofesi sebagai henna artist sejak 2013 ini mengusung dua misi di balik kursus henna yang dibentuknya, yaitu membuka kesempatan bagi seniman henna untuk memiliki masa depan yang stabil seiring dengan seni henna yang semakin dikenal luas, serta menjadikan Indonesia sebagai pusat henna modern di dunia. 

Kecintaannya pada budaya dan seni, khususnya henna, yang akhirnya membawa Nur Janah Dwi Setyawati untuk membuka kursus henna selama beberapa tahun terakhir. (Foto: Kursus Henna Nurjanah Dwi)

Biasanya, peserta kursusnya merupakan mereka yang juga berprofesi sebagai henna artist dan ingin meningkatkan kemampuannya. Namun, ada juga masyarakat awam yang tertarik ingin mencoba henna. Bahkan, tidak sedikit yang membuka bisnis sendiri setelah mengikuti kursus. 

Adapun untuk biaya kursus, Nur Janah mengkategorikannya menjadi 3 level, yaitu level Basic (satu sesi berdurasi 4 jam) dengan materi lukis menggunakan henna merah instan buatan pabrik dan belajar desain mendasar dengan mematok harga Rp400.000,-. 

Level kedua yaitu Advance dengan durasi 6 jam. Materi yang diberikan terdiri dari level basic ditambah eksplorasi henna berbahan body painting seperti henna putih, gold, dan nude dengan harga Rp550.000,-.

Sementara itu, level Full yang paling komplit dibagi menjadi dua, yaitu Full A terdiri atas satu pertemuan berdurasi 8 jam dan Full B terdiri dari empat pertemuan selama 2 jam. Materinya mencakup level basic dan advance ditambah cara meracik henna natural berbahan daun henna. Untuk level full A dipatok harga Rp800.000,-, sedangkan level full B seharga Rp1.000.000,-.

Nur Janah berharap para peserta kursus bisa belajar banyak dari bisnis kursus yang dijalankannya. Selain memperluas akses edukasi, dia meyakini masyarakat yang tertarik mempelajari henna bisa menjadi agen perubahan. 

“Harapannya bisnis henna semakin stabil dan makin dihargai oleh masyarakat,” tutupnya. 

Melalui bisnis kursus henna yang dimilikinya, Nur Janah telah membuktikan bahwa henna bukan sesuatu yang eksklusif dan sulit dipelajari, melainkan siapapun dapat mendalaminya bahkan berpeluang menjadikan henna sebagai sumber penghasilan.