Foto Kemasan Produk Bunly. (Foto: Bunly)

Jakarta, MNEWS.co.id – Bisnis makanan ringan atau camilan saat ini menjadi peluang usaha yang banyak diminati dari berbagai kalangan. Selama masa pandemi, minat masyarakat terhadap produk yang menemani saat beraktivitas dan menikmati waktu di rumah ikut meningkat, sehingga camilan menjadi salah satu produk yang banyak dicari masyarakat.

Beragam jenis camilan kacang seperti kacang bawang dan kacang mete memang sering dicari oleh para konsumen untuk menemani waktu santai. Maka dari itu, camilan jenis ini menjadi salah satu peluang usaha yang cukup potensial.

Lily Nuryah, pelaku usaha asal Kota Makassar, Sulawesi Selatan, memanfaatkan peluang camilan kacang dengan menghadirkan produk kacang bawang dan mete dengan merek Bunly. Usaha tersebut dibangun sejak tahun 2017, setelah Ia membuka bisnis kuliner olahan ayam dan bebek. Bunly sendiri merupakan singkatan dari bikin urusan lebih happy.

Usaha Bunly hadir sejak Lily mengikuti pelatihan Gerakan Kewirausahaan pada tahun 2017 yang diadakan oleh Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM). Setelah mengikuti pelatihan itu, Lily membuat komunitas wirausaha dan termotivasi untuk membuka camilan dengan menggunakan bahan kacang-kacangan.

Produk tersebut mendapatkan respon yang baik dari masyarakat karena camilan kacang disukai oleh semua kalangan dan mudah didapatkan. Selain itu, proses produksi tidak sulit dengan menggunakan bahan baku yang mudah didapatkan.

Dengan menggunakan bahan baku lokal yang langsung diambil dari petani kacang, Lily selalu menjaga keamanan produknya dengan tidak menyimpan terlalu lama agar kualitas tetap aman. Karena bahan baku kacang sangat sensitif jika terlalu lama disimpan, sehingga Ia membeli dari supplier sesuai dengan kapasitas produksi serta memperhatikan proses penyimpanan yang baik.

Sementara untuk proses produksi, Lily terlebih dahulu menyortir bahan baku yang dibutuhkan sebelum diolah. Selanjutnya kacang dicuci bersih dan direndam dengan air mendidih selama 20 menit. Tahap terakhir kacang digoreng hingga kecoklatan dan ditiriskan dengan alat pengering minyak dan siap dikemas. Proses pembuatan produk Bunly dilakukan di belakang rumah dengan dua orang karyawan.

Lily menambahkan jika selama masa pandemi strategi pemasaran yang dilakukan yaitu melalui offline dan online. Salah satu strategi pemasaran offline yang dilakukan oleh Lily adalah bermitra dengan beberapa hotel di Kota Makassar. Selain itu, Lily juga memasarkan produknya dengan menghadirkan strategi promo pada waktu tertentu. Dengan menjaga kebersihan proses produksi dan memastikan produk tetap higienis serta menjalankan Standar Operasional Prosedur (SOP) usaha dengan kosisten, Lily berharap usahanya dapat bertahan di tengah pandemi. Ia juga berharap dapat memperluas pasar dengan memanfaatkan platform digital agar bisa menyerap banyak tenaga kerja.

Editor: Regina Mone