Ilustrasi UMKM. (Foto: Unsplash/Roman Hinex)
Ilustrasi UMKM. (Foto: Unsplash/Roman Hinex)

Jakarta,  MNEWS.co.id – Pengamat ekonomi koperasi Frans Meroga Panggabean, mengharapkan sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM) mampu menampung dua juta pengangguran di Indonesia. Saat ini merupakan momentum bagi para pelaku koperasi dan UMKM untuk mengambil peran sentral sebagai tulang punggung ekonomi bangsa.
 
“Sektor ini sangat potensial untuk bisa menyerap tenaga kerja lebih dari dua juta terlebih bahwa koperasi dan UMKM merupakan sektor ekonomi dengan kekuatan yang bersumber dari rakyat itu sendiri, sehingga sesuai definisi ekonomi kerakyatan,” katanya. 

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan pihaknya akan mendorong naiknya kontribusi UMKM pada kegiatan ekspor pada 2024 hingga 30 persen, atau naik dua kali lipat dari saat ini yang hanya 14,5 persen.
 
“Jangan kita terlena euforia UMKM go global sehingga lupa sangat penting juga menekan impor dan menguasai pasar domestik. Kalau hanya sebatas barang konsumsi, hasil produksi UMKM di bidang pertanian, peternakan, dan perikanan sangat mampu bersaing mutu dengan barang impor,” tambah Frans.

Frans menambahkan jika Indonesia mampu swasembada beras, maka akan lahir 250.000 petani sawah baru, yang berkegiatan ekonomi senilai impor beras selama ini yakni lebih dari Rp15 triliun. Selain itu akan ada sampai 350 ribu petani gula baru jika melihat selama ini Indonesia impor 2,2 juta ton gula mentah.
 
Bila dihitung lagi, jenis komoditas lain seperti bawang, garam, hasil laut, dan sisa industri makanan yang juga produk agrobisnis, total akan mencapai dua juta petani baru lahir jika UMKM fokus pada swasembada pangan.
 
Frans yakin bila swasembada pertanian mampu diwujudkan, maka angka kemiskinan yang sekarang 9,41 persen akan turun menjadi minimal 8,5 persen. Tingkat pengangguran yang saat ini 5,28 persen, juga akan turun menjadi minimal 4,5 persen. Untuk rasio gini pun yang berada di 0,382 juga akan turun signifikan sampai 2024.