Jakarta, MNEWS.co.id – Bijak mengelola keuangan bagi generasi milenial adalah langkah pertama agar keuangan selalu sehat, karena melakukan perencanaan keuangan yang kurang tepat sejak muda, diyakini dapat memengaruhi kesehatan mental.
Hal tersebut menjadi tujuan diselenggarakannya webinar bertajuk “Meningkatkan Kesehatan Mental dengan Membuat Perencanaan Keuangan yang Baik” untuk milenial Indonesia yang diadakan oleh MiPOWER by Sequis pada Rabu (21/10/2020).
Dalam webinar tersebut, Senior Manager Business Development Sequis, Yan Ardhianto Handoyo membagikan beberapa tips sederhana agar milenial dapat lebih bijak dalam mengelola keuangannya.
Tips pertama yang diberikan oleh Yan adalah menganjurkan kepada milenial untuk menyisihkan minimal 10% dari penghasilan atau uang jajan untuk tabungan masa depan.
Kedua, siapkan dana darurat dan asuransi, seperti asuransi kesehatan, penyakit kritis, dan asuransi yang menanggung cacat tetap total. Ketiga, hindari berutang dan bila berutang pastikan untuk utang produktif yang nilainya akan meningkat di masa depan, seperti cicilan KPR.
Demikian juga dengan penggunaan kartu kredit, Yan menyarankan agar hanya digunakan sebagai alat bantu bayar bukan untuk menyediakan uang tambahan dan segera dibayar lunas, misalnya digunakan karena ada diskon ketimbang bayar cash. Selama pengunaannya efektif, sebenarnya penggunaan kartu kredit justru dapat membantu dalam mengatur cashflow.
“Sayangnya banyak milenial yang terjebak dengan masalah finansial, yaitu pemasukan sedikit sehingga terjebak utang, pemasukan besar tapi tidak bijak mengatur pengeluaran. Jika seseorang tidak bisa mengatur anggaran, uangnya akan cepat habis kemudian terjebak pada cicilan utang. Sementara tagihan datang terus, tabungan terus menipis, dan biaya hidup lain harus dipenuhi atau dibayar. Beban keuangan yang melebihi kemampuan finansial tentunya dapat mempengaruhi aktivitas, konsentrasi, dan kualitas hidup,” sebut Yan dalam siaran pers yang diterima oleh MNEWS.
Sependapat dengan Yan, Psikolog dari Riliv, Prita Yulia Maharani, M.Psi., Psikolog mengatakan bahwa milenial dapat menjaga kesehatan mental dengan mulai menjaga kesehatan keuangan.
Mengapa keuangan? Sebab uang adalah salah satu kebutuhan vital sehingga perlu dikelola dengan baik agar tidak terjebak dalam pola ‘salah urus’ yang akan mengakibatkan banyak kerugian, penyesalan mendalam hingga mengakibatkan gangguan mental. Pada akhirnya, orang tersebut akan semakin kesulitan karena uangnya pun berpotensi ‘habis’ untuk biaya pengobatan ke psikolog dan/atau psikiater.
“Ketika mengalami gangguan mental, pasien harus segera ditangani oleh ahlinya jangan dibiarkan seolah-olah tidak terjadi apa-apa karena dapat berpotensi menyebabkan self-harm (perilaku melukai dan menyakiti diri sendiri), suicide (bunuh diri), dan melukai orang lain. Tanda awal terjadinya gangguan mental dapat dilihat dari perubahan kepribadian, mulai muncul kecemasan, sering mood swing, menarik diri dari lingkungan sosial, kurang merawat diri, hingga melakukan hal yang berisiko tinggi pada dirinya, seiring munculnya suicide thought,” ujar Prita.
Permasalahannya adalah banyak orang masih enggan untuk memeriksakan diri ke psikolog atau psikiater karena biayanya yang tinggi. Namun, milenial tidak perlu khawatir biaya pengobatan untuk gangguan mental saat ini sudah tersedia dalam asuransi kesehatan seperti MiPROTECTION yang menyediakan manfaat perlindungan berupa pertanggungan konsultasi ke psikolog dan pengobatannya sebanyak 5 kali sesi konseling/tahun polis untuk gangguan mental skizofrenia, bipolar, dan OCD sesuai ketentuan polis.
Milenial yang memiliki produk MiPROTECTION juga bisa melakukan konseling online melalui aplikasi Riliv selama memenuhi persyaratan klaim dan konsultasi, yaitu dilakukan oleh psikolog yang terdaftar dalam Himpunan Psikologi Indonesia. Adanya aplikasi konsultasi online tentu memudahkan milenial yang masih enggan ke klinik atau rumah sakit untuk konsultasi secara tatap muka ditambah lagi saat ini sedang pandemi covid-19.
Pada akhir webinar, Yan menyarankan agar milenial mulai melakukan pengecekan kembali pada cara mereka menggunakan pendapatan atau uang jajan, mulai mengatur anggaran pribadi, mengurangi pengeluaran yang tidak perlu serta melengkapi diri dengan asuransi kesehatan sebagai cara bijak memproteksi finansial jika terjadi risiko, seperti gangguan kesehatan termasuk kesehatan mental jika membutuhkan konseling ke psikolog, baik secara langsung maupun melalui platform online.