Susi Pudjiastuti. (Foto: Uprint.id)

Jakarta, MNEWS.co.id – Berdasarkan survei yang dilakukan sejumlah lembaga dan Kementerian UMKM sebanyak 47 persen Usaha Mikro Kecil, dan Menengah (UMKM) harus gulung tikar karena terdampak pandemi Covid-19.

Namun Susi Pudjiastuti optimis para pelaku UMKM yang kebanyakan perempuan ini bisa bangkit. Alasannya, para perempuan punya banyak kreativitas dan sifat pantang menyerah.

“Contoh saja masker, banyak ibu rumah tangga kreatif membuat macam-macam masker, dan itu adalah aktivitas yang bisa mendatangkan sumber pendapatan,” ucap Susi dalam dalam Webinar Bisnis “Perempuan Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19”.

Menurut Susi, perempuan pelaku UMKM ini bisa membuat produk yang harganya bisa kompetitif dan bisa bersaing secara. Perempuan pada dasarnya tak kenal menyerah, tidak bisa diam atau duduk manis, pasti ada saja yang mereka lakukan.

“Jadi mereka pun bisa melakukan kegiatan yang mengasah skill mereka agar lebih berfungsi. Misal bikin peyek, kue atau kerajinan. Ibu-ibu PKK kembali digiatkan lagi untuk mengkoordinir skill para anggotanya, sebab mereka yang paling dekat dengan warga,” ungkapnya.

Susi pun optimis jika para pelaku UMKM bisa bangkit lagi dengan berbagai solusi yang ia sampaikan. Pertama menurut Susi, biasanya yang mereka teriakkan modal kerja, maka berilah revitalisasi modal untuk bangkit.

Tidak perlu terlalu besar tapi cukup untuk bangkit. Kedua, bebaskan mereka dari pungutan karena di daerah banyak pungutan yang memberatkan. Belum lagi jarak untuk mengurus izin Badan Pengawas Obat dan Makanan yang biayanya lebih tinggi dari produk yang bisa mereka tawarkan.

Ketiga, bebaskan PPN untuk jenis kerajinan tertentu dan bunga kredit, atau beri insentif bantuan untuk pasar domestik agar mereka bisa memulai produk yang baru.

Keempat, permudah semua perizinan, sebab kembali ke namanya UMKM yang masih terus berkembang. Dan yang kelima, bebaskan akses internet untuk memaksimalkan mereka berjualan via digital. Terlebih masyarakat di daerah masih terkendala akses Internet sehingga mencari informasi digital juga susah.