Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. (Foto: Kemenkop UKM)

Jakarta, MNEWS.co.id – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebutkan ada tiga hal yang penting harus diperhatikan dalam upaya mendorong UMKM go digital meliputi kapasitas usaha, kualitas produk, dan literasi digital.

Dalam  sesi National Conference sebagai rangkaian acara Indonesia Creative Cities Festival yang digelar secara hybrid (daring dan luring), Kamis (26/11/20), Teten mengatakan tiga hal penting harus dilakukan untuk mendorong UMKM go digital.

“Kapasitas usaha dari sisi UMKM harus berproduksi dalam skala besar dan ekonomis, kemudian kualitas produk agar bisa bersaing dengan produk usaha besar di ​marketplace​, dan literasi digital sebagai kemampuan UMKM “melek digital” seperti mengoperasikan perangkat, aplikasi, platform digital, dan lain-lain,” kata Teten.

Jejaring komunitas kreatif ICCN diharapkan dapat mengambil peran aktif dalam membantu UMKM agar hadir dalam ekosistem digital mulai dari daerah. Dalam kesempatan itu Ia mengucapkan selamat kepada Indonesia Creative Cities Network atau ICCN atas penyelenggaraan Indonesia Creative Cities Festival 2020 yang pada tahun ini diselenggarakan di Bali.

Teten menambahkan bahwa agar momentum ini dapat dirayakan bersama sebagai bentuk konkrit sinergi antara komunitas, pelaku usaha, akademisi, pemerintah pusat dan daerah, serta media dalam upaya bersama memajukan UMKM Indonesia khususnya yang berkarya di ekonomi kreatif.

“Saya juga menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada rekan-rekan Bank Indonesia yang telah mendukung kegiatan ICCF. Besar harapan saya agar sinergi, kerja sama dan kolaborasi bersama dalam upaya mengembangkan UMKM tanah air bisa terus kita tingkatkan,” ungkapnya.

Dalam kegiatan yang bertajuk ​“UMKM Go Digital: From Local to Global Champion” Teten menekankan dua aspek besar yaitu transformasi digital dan akses rantai nilai (value chain). Menurutnya, transformasi digital serta pemanfaatan teknologi bagi UMKM Indonesia adalah keniscayaan. Saat ini terdata baru 16 persen UMKM yang hadir dalam ekosistem digital.

Untuk  menghadirkan UMKM dalam rantai nilai maka harus ada rasio partisipasi rantai pasok global UKM Indonesia masih rendah 4,1 persen sebagaimana data ADB Institute pada 2020. Selain itu perlu menghubungkan UMKM ke rantai nilai salah satunya dengan perluasan pasar dan penyerapan produk KUMKM.

“Saya juga mengangkat tentang hadirnya tren konsumsi baru anak muda di seluruh dunia ‘custom culture’. Indonesia memiliki para empu-empu kreatif yang juga diisi oleh anak-anak muda,” ujar Teten.

Menurut Teten, ‘custom culture’ dapat memungkinkan potensi ​handmade Indonesia menembus pasar dunia. Dengan menghadirkan standar kualitas produk yang tinggi, dan isu ​mass production​ baginya bukan lagi harus menjadi hal yang membatasi potensi UMKM lokal.

Kegiatan ini juga menghadirkan Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati Wakil Gubernur Provinsi Bali, Sugeng Deputi Gubernur Bank Indonesia, Rudy Salahudin Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital Ketenagakerjaan dan UKM Kemenko Perekonomian RI, Ida Bagus Gede Namarupa Direktur Utama POD Chocolate Bali, dan Tubagus Fiki Chikara Satari Ketua Umum Indonesia Creative Cities Network.