Jakarta, MNEWS.co.id – Snapchat menciptakan stories, format berbagi gambar dan video yang dapat menghilang. Kini, perusahaan ini, bersama Facebook, mengindikasikan bahwa masa depan media sosial akan serupa tampilan TikTok.
Mengutip The Verge, dalam sambutan untuk investor pada laporan pendapatan per kuartal terbarunya, CEO Snap, Evan Spiegel menyebut bahwa waktu yang dihabiskan untuk menonton Stories dari teman di aplikasinya berkurang.
Snap berharap keterlibatan dengan Stories akan meningkat setelah lockdown akibat pandemi melonggar dan masyarakat mulai dapat beraktivitas lebih leluasa di luar rumah. Sebaliknya, pengguna Snapchat semakin berbondong-bondong untuk menonton video di Spotlight, saingan TikTok karya Snapchat.
Pengguna disebut berbondong-bondong untuk melihat video viral yang diunggah kreator secara acak, dan video pada bagian Discover untuk acara lebih premium. Spiegel menyebut hal ini merupakan kelanjutan dari tren yang telah diobservasi pihaknya selama pandemi.
Namun observasi ini menemukan jumlah konten Story yang diunggah serta waktu tonton pengguna aktif per hari belum mengalami peningkatan ke level sebelum pandemi.
Dalam komentar untuk investor, Spiegel menyebut bahwa sembari berharap komunitas akan kembali ke level konsumsi Story yang diobservasi Snap sebelum pandemi tepat waktu, pihaknya terfokus dalam berinovasi pada penawaran konten untuk melayani komunitas yang saat ini tersedia di platformnya dengan lebih baik.
Snap tidak menjelaskan secara terperinci perubahan pada bagian konten di platform miliknya, meski sejumlah pihak menilai mudah untuk membayangkan tab akan menyuguhkan tampilan serupa TikTok. Yaitu dengan menampilkan video layar penuh karya kreator Spotlight, dengan kemampuan mengeksplorasi lebih dalam ke acara Discover berdurasi lebih panjang.
Spiegel menggarisbawahi bahwa sejumlah kreator Spotlight telah menayangkan acara berkelanjutan di aplikasi karyanya, disebut mendukung visi Spotlight sebagai platform yang memungkinkan pemirsa menemukan kreator, topik, dan komunitas baru, dan berinteraksi dengan mereka secara lebih mendalam di Discover.
CEO Meta, induk perusahaan Facebook, Mark Zuckerberg juga mengidentifikasi TikTok sebagai ancaman yang kuat. Dalam pemaparan laporan pendapatan kuartal empat Meta, Zuckerberg menyebut bahwa masyarakat memiliki banyak pilihan terkait cara untuk menghabiskan waktu, dan aplikasi seperti TikTok bertumbuh pesat.
Berbeda dengan Snap, yang masih mengalami pertumbuhan basis pengguna dan menampilkan pertumbuhan pendapatan lebih baik dari prediksi, Meta mengecewakan investor dengan laporan pendapatan yang dirilis pekan ini.
Pada laporan tersebut, Meta melaporkan kehilangan pangsa pasarnya senilai USD200 miliar (Rp2.880,1 triliun) dalam kurun waktu satu hari, melampaui rekor yang ditetapkannya pada tahun 2018 lalu.
Sementara kinerja bisnis Snap dan Meta kurang memuaskan, keduanya melihat TikTok sebagai persaingan. Format baru menarik, baik itu Stories atau TikTok, dinilai berpotensi mengalihkan perhatian pengguna dengan cepat.