Menkop UKM Teten Masduki pada pembukaan acara Kirab Kebangsaan dan Bazaar UMKM dalam rangka Haul Habib Umar bin Thoha bin Yahya, di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Jumat (8/9/2023). (Foto: Dok/Kemenkop UKM)

MNEWS.co.id – Salah satu potensi yang tak boleh dilewatkan dalam pengembangan kewirausahaan dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia adalah produk unggulan daerah.

Produk-produk ini, yang sering kali memiliki nilai tambah dan karakteristik khas daerah, dapat menjadi elemen penting dalam mengembangkan ekonomi lokal dan diharapkan mampu menjadi bagian dari rantai pasok industri global.

Menteri Koperasi dan UKM (Menkop UKM) Teten Masduki menekankan pentingnya setiap daerah mengembangkan produk unggulan hingga mampu menjadi bagian dari rantai pasok industri regional dan global. 

“Jangan sekadar memproduksi untuk konsumsi lokal,” kata Teten Masduki pada pembukaan acara Kirab Kebangsaan dan Bazaar UMKM dalam rangka Haul Habib Umar bin Thoha bin Yahya, di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Jumat (8/9/2023).

Untuk itu, Teten mengajak kepala daerah agar terus membenahi ekosistem usahanya, dari mulai kemudahan akses pembiayaan, standardisasi produk, teknologi modern, hingga akses pasar.

“Kita sudah menjadi bagian dari rantai pasok pangan dunia, dan salah satu pusat pangan di Indonesia adalah Indramayu,” kata Teten.

Selain komoditas beras, Teten juga melihat ada potensi besar lainnya di Indramayu yang bisa dikembangkan.

“Ada Mangga Gedong Gincu yang ternyata sangat disukai masyarakat di Jepang,” lanjutnya.

Selain itu, ada juga potensi rumput laut yang sangat besar untuk dikembangkan, di samping tambak udang dan ikan.

“Rumput laut bisa kita kembangkan menjadi produk unggulan untuk menyuplai industri makanan dan farmasi, termasuk untuk pakan ternak,” ujar Teten.

Untuk itu, Teten mengingatkan agar rumput laut tidak dijual sebagai bahan baku, melainkan harus menjadi produk olahan setengah jadi atau jadi.

“Banyak riset menyebutkan bahwa rumput laut baik untuk substitusi tepung terigu, pengganti bahan serat untuk pakaian, hingga pengganti plastik,” ucapnya.

Lebih dari itu, lanjut Teten, Indramayu juga merupakan sentra ikan, baik budi daya maupun tangkap. Bahkan, di Indramayu sudah ada pelaku usaha yang memiliki teknologi hidrolisat protein ikan.

“Ini potensi yang juga bisa kita kembangkan,” ucap Teten.

Menurut Teten, strategi besar dalam industrialisasi nasional tidak hanya melibatkan investor asing dan usaha besar saja, melainkan juga koperasi dan UMKM.

“Karena, perkembangan dunia saat ini sedang menuju ke arah ekonomi keberlanjutan,” pungkas Teten.