Jakarta, MNEWS.co.id – Tidak terelakkan lagi bahwa pandemi COVID-19 menghadirkan sederet tantangan bagi banyak pelaku industri, tidak terkecuali usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Mereka kini didorong masuk ke ranah digital agar bisa mengimbangi tuntutan zaman.
Di samping sejumlah kendala, Asisten Deputi Kemitraan dan Perluasan Pasar Kementerian Koperasi dan UKM, Fixy, mengatakan, pandemi global juga punya berkah terselebung dan dalam kasus ini mempercepat digitalisasi UMKM.
“Kalau tidak ada pandemi, digitalisasi UMKM mungkin baru akan terealisasi dalam 10 tahun ke depan,” katanya.
Namun, tantangannya tidak hanya sampai di situ. Fixy menyebut, dorongan menghasilkan produk UMKM berorientasi ekspor juga masih butuh banyak dorongan. “Selain tentu kami terus mengimbau masyarakat untuk beli produk dalam negeri, bangga membeli barang produksi Indonesia,” ucapnya.
Berangkat dari situ, Muhammad Iqbal, Direktur Bisnis UMKM Bank Negara Indonesia (BNI), menawarkan solusi untuk UMKM berorientasi ekspor melalui BNI Xpora. Ia menjelaskan, layanan itu berupa tujuh one stop shopping hub di Jakarta, Bandung, Solo, Denpasar, Surabaya, Medan, dan Makassar.
Mereka menjanjikan pelayanan cepat dan berkualitas, peningkatan kapasitas melalui edukasi maupun pendampingan, solusi keuangan mudah dan terintegrasi, serta kemudahan akses pasar. Ditambah aktivasi digital yang komprehensif, solusi transaksi non-tunai, pemberdayaan bisnis ekspor, dan solusi orientasi ekspor.
Sementara, CEO dan co-founder DANA, Vincent Iswara, mencatat bahwa UMKM berorientasi ekspor mesti memastikan keberlanjutan produksi maupun kualitas produk. Mereka juga harus lolos kurasi, memiliki kelengkapan dokumen ekspor, dan mempraktikkan produksi ramah lingkungan.
BNI dijelaskan mengoptimalkan tiga peran dalam mendukung ekosistem UMKM digital. Pertama, sebagai orchestrator, yakni menyediakan solusi ekosistem yang komprehensif dan terintegrasi melalui platform.
Sebagai mitra, BNI memanfaatkan partner platform untuk menawarkan produk-produk perbankan. Terakhir, sebagai kontributor, yakni menyediakan solusi untuk memperkuat potensi produk mitra. Pasalnya, mereka mencatat bahwa setidaknya ada lima tantangan utama yang dihadapi UMKM, meliputi akses permodalan, praktik transaksi, mengakses teknologi, mengakses informasi, dan mengakses pasar.