Yogyakarta, MNEWS.co.id – Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Koperasi UKM Tenaga Kerja dan Transmigrasi berencana melakukan promosi produk usaha kecil mikro (UKM). Bekerja sama dengan organisasi perangkat daerah lain di kota tersebut untuk pemulihan ekonomi dari masa pandemi Covid-19.
“Promosi produk usaha kecil mikro rencananya dilakukan di beberapa mal. Kami bekerja sama dengan organisasi lain seperti Dinas Pariwisata dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jogja,” kata Riyanto selaku Sekretaris Dinas Koperasi UKM Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta.
Riyanto mengatakan dengan melakukan promosi bersama sejumlah organisasi perangkat daerah lain, maka diharapkan hasilnya akan lebih optimal untuk mendongkrak ekonomi yang sempat melambat saat pandemi Covid-19.
“Produk usaha kecil mikro tidak bisa dipisahkan dari pariwisata dan industri lainnya. Dengan melakukan pameran bersama-sama, maka diharapkan hasilnya pun akan lebih maksimal karena semuanya saling mendukung,” ungkapnya.
Saat ini, berbagai kegiatan dan program yang direncanakan oleh Dinas Koperasi UKM Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta terpaksa dibatalkan atau ditunda karena anggarannya direalokasikan untuk mendukung penanganan COVID-19.
Anggaran di Dinas Koperasi UKM Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Jogja pun tidak luput dari program realokasi, dari semula Rp13 miliar pada APBD Kota Yogyakarta 2020 kini hanya tersisa sekitar Rp3 miliar.
Salah satu kegiatan yang juga ditunda pada tahun ini adalah pemberangkatan transmigran. Pada tahun ini rencananya ada 10 kepala keluarga dari Kota Yogyakarta yang akan diberangkatkan ke Bulungan, Kalimantan.
“Biasanya transmigran diberangkatkan akhir tahun. Tetapi sampai saat ini kegiatan tersebut masih ditunda. Dimungkinkan mereka akan diberangkatkan pada 2021. Bagaimanapun untuk pemberangkatan transmigran bekerja sama dengan Pemerintah DIY,” kata Riyanto.
Sebelumnya Asisten Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kadri Renggono menyebut pertumbuhan ekonomi di Yogyakarta pada tahun ini dikoreksi menjadi dua hingga tiga persen dari proyeksi awal sebesar 5 persen.