Kegiatan pameran UMKM yang bertajuk "Glerrr UMKM Kota Kediri" yang digelar Pemkot Kediri, di sebuah pusat perbelanjaan Kediri, Jawa Timur, Selasa (17/11/20). (Foto: ANTARA)

Malang, MNEWS.co.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Kediri, Jawa Timur, menghadirkan pameran UMKM bertajuk “Glerrr UMKM Kota Kediri” demi mendorong usaha mereka terus bangkit di tengah pandemi COVID-19.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Kediri, Enny Endarjati mengemukakan pameran ini digelar bertujuan untuk membangkitkan perekonomian khususnya pada UMKM di Kota Kediri.

“Ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan minus, begitu juga Kota Kediri. Namun, Kota Kediri termasuk yang tidak terlalu turun dalam hal pertumbuhan. Oleh karena itu, pameran seperti ini akan menumbuhkan kembali pasar sehingga masyarakat mulai berbelanja dan akhirnya ada uang yang berputar,” kata Enny.

Pemkot Kediri juga beberapa kali melakukan pameran secara virtual misalnya UMKM Virtual Expo 2002 yang bekerja sama dengan BI dan Kediri Sale 2020 bekerja sama dengan Tokopedia. Namun, pemeran secara luring juga tetap perlu digelar. Pihaknya juga sangat mendukung berbagai usaha demi membangkitkan perekonomian di Kota Kediri di tengah pandemi COVID-19.

“Meskipun sudah banyak pameran virtual, pameran luring juga dirasa perlu dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan. Pak Wali Kota Kediri sangat mendukung acara seperti ini sebab banyak sekali wajah-wajah baru yang membuka usaha. Di Kota Kediri, banyak usaha kreatif yang lahir dari tangan para milenial,” tambahnya.

Kegiatan tersebut digelar di sebuah pusat perbelanjaan di Kota Kediri. Acara digelar mulai 17 November hingga 22 November 2020 dengan melibatkan belasan UMKM dengan berbagai konsentrasi usaha.

Sementara itu Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Kediri Nur Muhyar mengatakan pemerintah selalu mendukung agar UMKM terus berkembang terlebih di masa pandemi COVID-19. Salah satu caranya dengan memfasilitasi kegiatan pameran luring.

Nur mengakui para pemilik UMKM sebenarnya selalu bersemangat dalam usaha, namun karena pandemi COVID-19, usaha mereka tidak bisa optimal. “Jadi yang dikeluhkan persoalan bukan hanya soal pemasaran tapi ada pembatasan pergerakan orang. Ketika ada tawaran pendanaan tidak terlalu memberikan respons, karena jika diambil mereka khawatir akan terserap untuk konsumsi. Kalau soal pasar mereka sudah mengenali, tapi karena ada pembatasan pergerakan,” kata Nur.

Ia mengatakan para pemilik UMKM yang ikut acara ini mayoritas milenial. Semangat para milenial yang tidak mudah menyerah diharapkan bisa menjadi dorongan positif bagi kemajuan ekonomi di tengah pandemi COVID-19.