Generasi Muda Diharapkan Dapat Dorong Perkembangan UMKM
Ilustrasi. (Foto: myorangehr.com)

MNEWS.co.id – Indonesia memiliki potensi besar dalam ekonomi digital. Pemerintah melihat besarnya peluang yang ada dalam ekonomi digital dan mengajak generasi muda untuk memaksimalkan potensinya.

Dengan populasi lebih dari 270 juta jiwa dan pengguna internet yang terus bertambah, pasar digital di Indonesia semakin berkembang pesat. Laporan Google, Temasek, dan Bain & Company menyebutkan bahwa nilai ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai USD 124 miliar pada tahun 2025.

Angka ini menunjukkan betapa besarnya peluang yang bisa digarap oleh generasi muda dalam berbagai sektor, mulai dari e-commerce, fintech, hingga ekonomi kreatif.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Baparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengajak generasi muda untuk meningkatkan kecakapan digital guna memaksimalkan potensi perkembangan ekonomi digital Indonesia yang di tahun ini telah mencapai US$90 miliar.

“Ekonomi maupun kehidupan kita sudah bergerak menuju sebuah transformasi digital. Digitalisasi adalah keniscayaan, semua aspek kehidupan kita sekarang terdigitalisasi, suka atau tidak suka,” kata Sandiaga saat memberikan kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Karanganyar (UMUKA) dengan tema “Strategi Transformasi Membangun Usaha untuk Anak Muda di Era Disrupsi”, Minggu (2/6/2024) di Solo, Karanganyar.  

Sandiaga mengatakan, peningkatan potensi ekonomi digital Indonesia didorong oleh berbagai hal. Pertama adalah peningkatan pengguna internet pada 2023 yang mencapai 185,3 juta orang atau naik 65 persen dari tahun 2022. Dari jumlah tersebut, sebanyak 75 persen di antaranya adalah pengguna media sosial. 

Sementara untuk peningkatan perangkat mobile mencapai angka 353,3 juta perangkat. 

“Dengan jumlah tersebut, nilai ekonomi digital Indonesia termasuk di dalamnya sektor pariwisata dan ekonomi kreatif pada 2025 jumlahnya (diperkirakan) akan loncat menjadi 130 miliar dolar AS,” kata Sandiaga. 

Meski hal ini merupakan sebuah peluang, tapi di sisi lain juga menyisakan tantangan. Pertama adalah mengenai sumber daya manusia. 

Dibutuhkan 600 ribu talenta digital per tahunnya, sementara Indonesia baru bisa menciptakan antara 100 sampai 200 ribu talenta digital. 

“Maka sistem pendidikan kita harus bisa menciptakan 400 sampai 500 ribu (talenta digital). Ini yang tentunya kita butuhkan agar kita tidak hanya menjadi konsumen,” kata Sandiaga. 

Berdasarkan data kesiapan digital dari Cisco tahun 2021, dari 146 negara, Indonesia berada di urutan ke-73. 

“Kita masih ada di papan tengah, belum ada di papan atas. Padahal peringkat pariwisata kita sudah hampir tembus 20 besar, kontribusi ekonomi kreatif kita pada PDB nomor tiga terbesar di dunia. Di sinilah tugas kita semua agar gebrakan menuju Indonesia Emas 2045 bisa kita ciptakan dengan mengambil peluang di ekonomi digital,” ujar Sandiaga. 

Lebih lanjut, Sandiaga mengatakan, generasi muda diharapkan bisa semakin peka terhadap tiga tren dari transformasi digital. Yakni peningkatan peran kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), juga Metaverse dan Web3. 

“Bagaimana internet ini bisa menghadirkan kemaslahatan, menghilangkan kemudharatan. Dan IoT ini luar biasa pengaruhnya dalam kehidupan kita,” kata Sandiaga. 

Selain itu terdapat tiga sektor dalam transformasi digital yang memiliki peluang besar. Yakni keamanan siber, talenta digital, dan infrastruktur digital. 

“Kita masuk ke era digital, tapi data-data kita ini siapa yang mengamankan privasi data-data ini. Siapa yang memastikan, di sinilah peran dari UMUKA untuk menghadirkan talenta digital yang bisa memberikan rasa aman dalam kita bertransformasi,” kata Sandiaga.