Jakarta, MNEWS.co.id – Jumlah pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang naik kelas masih sangat kecil. Sebab itu, pemerintah tengah berusaha memperbaiki kebijakan dan ekosistem UMKM agar terus tumbuh.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM), Teten Masduki mengatakan tak menampik saat ini jumlah usaha mikro semakin banyak. Kondisi tersebut justru tidak sehat di dalam struktur ekonomi Indonesia.
“Kita harus memperbanyak sektor kecil ke menengah dan besar,” ucap Teten.
Sektor formal juga harus diperkuat sehingga kesempatan bekerja di sektor tersebut semakin besar. Dengan demikian, jumlah usaha mikro dapat berkurang. Sebab, usaha mikro yang diteruskan justru lebih banyak tidak produktif.
Berdasarkan hal tersebut, maka memperkecil usaha mikro dengan memperbesar sektor formal perlu dilakukan. Untuk dapat melakukan hal ini, pemerintah harus melakukan perubahan. Salah satunya dari sisi pembiayaan.
Ia menambahkan bahwa pihaknya bersama dengan Kemenko Perekonomian sedang mendesain ulang pembiayaan bagi UMKM. Langkah ini bertujuan agar UMKM bisa mempunyai kesempatan naik kelas.
Yang pertama, pemerintah akan memperbaiki porsi kredit untuk UMKM. Saat ini porsi kredit perbankan untuk UMKM di Indonesia baru 20 persen. Persentase ini termasuk terendah di Asia. Misalkan Singapura memiliki porsi untuk kredit UMKM sudah 39 persen. Bahkan, Malaysia dan Thailand sudah di atas 50 persen. “Korea Selatan malah 82 persen porsi kredit perbankan sudah untuk UMKM. Jadi ini kita sedang evaluasi,” tambahnya.
Selanjutnya, perbaikan pada KUR yang saat ini pembiayaan untuk UMKM sekitar Rp50 sampai Rp500 juta. Presiden Joko Widodo telah meminta agar besaran tersebut dinaikkan menjadi Rp20 miliar dengan bunga yang kompetitif. Hal ini diharapkan usaha mikro dan kecil bisa berkempatan untuk memperbesar kapasitas usaha.
Sementara sisi demand, pemerintah juga sedang menyediakan 40 persen belanja kementerian dan lembaga untuk membeli produk koperasi dan UMKM. “Karena itu, kalau ada UMKM yang punya potensi vendor pemerintah, ini didampingi. Kita dampingi, pembiayaan kita fasilitasi,” pungkasnya.