Kafe Kopi Perempuan Tani. (Foto: Perempuan Tani HKTI)

Jakarta, MNEWS.co.id – Sejak pandemi COVID-19 melanda seluruh dunia tak terkecuali Indonesia, tidak hanya soal kesehatan yang menjadi persoalan, pertumbuhan ekonomi juga terancam dan turun drastis.

Roda usaha hampir mati suri. Dampak lain yang dirasakan langsung adalah hilangnya pendapatan keluarga khususnya para perempuan yang menjadi pelaku usaha mikro, memukul dan menggerus pendapatan para pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM).

Dalam upaya bersama menghadapi situasi yang tidak menguntungkan ini, Perempuan Tani berpikir keras agar kehadirannya bisa lebih bermanfaat dan dirasakan langsung bagi masyarakat.

Pada akhirnya Perempuan Tani berkeyakinan dengan membuat sebuah “ekosistem” yang dapat menjawab tantangan di tengah pandemi ini. Gagasan membuat ekosistem yang bisa dirasakan oleh petani dan masyarakat ini tentunya berdasarkan pemikiran panjang dan masukan-masukan dari seluruh pihak terutama para pelaku usaha. Gagasan ini terwujud dalam Kopi Perempuan Tani yang pada hari Sabtu (12/6/2021) secara resmi di-launching di Jakarta.

Kafe Kopi Perempuan Tani yang berlokasi di Jalan Gandaria Tengah III, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan ini berisi produk-produk asli dari para petani dan juga pelaku UMKM di Indonesia.

Konsep Kopi Perempuan Tani pada intinya dibuat untuk memberikan tempat bagi pelaku usaha-usaha pertanian khususnya dan bidang lain pada umumnya. Sebagai ajang promosi tempat ini sekaligus menjadi tempat transaksi bisnis produk-produk yang dihasilkan para petani di seluruh Indonesia.

Selain itu, tempat ini juga menjadi ajang kawula muda pelaku entrepreneurship bisa mendapatkan secara maksimal apa yang diperlukan mereka dalam usaha-usahanya. Bukan hanya sebagai tempat hangout namun menjadi tempat diskusi yang representatif untuk bertukar pikiran, dalam pengembangan usaha. Kopi Perempuan Tani sebagai wadah gerakan ekonomi juga akan mendistribusikan keuntungan sebanyak 5% untuk membantu para petani dan pelaku UKM.

Ketua Umum DPP HKTI yang sekaligus menjabat sebagai Kepala Staf Presiden, Moeldoko, turut hadir dalam acara grand opening kafe Kopi Perempuan Tani. Dalam sambutannya, Moeldoko menyebut kafe Kopi Perempuan Tani dibangun dengan pemikiran anak-anak muda.

“Perempuan Tani dibangun dengan kolaborasi anak muda, memiliki pemikiran pemberdayaan segenap UMKM tidak hanya petani kopi tapi pemberdayaan UMKM dibangun di sini,” kata Moeldoko dalam sambutannya di Kopi Perempuan Tani, Jakarta Selatan, Sabtu (12/6/2021).

Ketua Umum DPP HKTI dan Kepala Staf Presiden Moeldoko saat memberikan sambutan dalam grand opening Kopi Perempuan Tani di Jakarta Selatan, Sabtu (12/6/21). (Foto: Rovy)

Moeldoko juga berharap dengan hadirnya Kopi Perempuan Tani dapat menjadi jembatan para petani dengan para produsen atau konsumen.

“Di Perempuan Tani ini wadahnya komunikasi. Saya selalu mengatakan sebagai ketum HKTI sebuah bridging education yaitu bagaimana bisa menjadi jembatan, menjembatani produsen dengan konsumen dengan pemegang kebijakan,” ucap Moeldoko.

Founder Kopi Perempuan Tani sekaligus Ketua Umum Perempuan Tani, Dian Novita Susanto menyebut, Kopi Perempuan Tani sebenarnya sudah dibuka pada tiga minggu ke belakang ini. Namun, peresmian resmi kafe tersebut baru berlangsung pada hari ini.

“Kopi Perempuan Tani hadir dengan harapan menjadi tempat yang representatif bertemunya bagi para inovator, pemegang kebijakan, lembaga financial serta produsen dan konsumen,” kata Dian dalam keterangan resmi yang diterima M-News.

Kemudahan akses dan dukungan financial dengan melibatkan lembaga-lembaga keuangan yang ada seperti Perbankan (Bank Mandiri dan BRI) juga, menjadi syarat penting bagi peningkatan usaha. Untuk itu Kopi Perempuan Tani juga memberikan dukungan kepada setiap pelaku usaha yang tergabung dalam ekosistem yang terbentuk, bekerja sama dengan pihak perbankan.

Semua ini tentunya memerlukan dukungan berbagai pihak tak terkecuali pemerintah baik pusat maupun daerah dengan memberikan kemudahan dalam setiap usaha-usaha yang dilakukan oleh pelaku usaha di tengah kondisi saat ini yang kurang menguntungkan, antara lain; perizinan, sertifikasi, uji kelayakan, pelatihan dan pendidikan.

Dengan kehadiran Kopi Perempuan Tani, lebih jauh harapannya adalah semua usaha pertanian dan UKM yang terlibat di dalamnya tentunya akan semakin punya peluang untuk bisa maju dan berkembang tidak hanya di dalam negeri (lokal) namun juga mancanegara. Hal ini tentunya juga diperlukan kerja sama dengan pihak-pihak terkait seperti Kamar Dagang atau bisnis dari mancanegara

Bagi Perempuan Tani HKTI, tentunya ini tidak hanya soal bisinis, soal untung rugi tapi jauh lebih besar dari itu adalah bagaimana memberikan bantuan kepada masyarakat, dan bermanfaat untuk bangsa dan negara.