Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM, Rully Indrawan saat memberikan pengarahan kepada para pemuda di Balai Pelatihan Koperasi Jayapura, Papua, Jumat (7/8/20). (Foto: Dok Kemenkop UKM)

Jakarta, MNEWS.co.id – Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop dan UKM) mengapresiasi dan siap memberikan pendampingan dan pelatihan bagi pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) termasuk bagi wirausahawan pemula di kalangan kaum millenial untuk meningkatkan daya saing produknya. Selain itu juga selalu siap memberikan kemudahan akses pembiayaan bagi mereka yang terkendala modal usaha.

Rully Indrawan, Sekretaris Kemenkop dan UKM mengatakan, rata-rata pelaku UMKM pemula menghadapi tiga tantangan dalam menjalankan usahanya. Ketiga permasalahan tersebut adalah kompetensi atau kemampuan sumber daya manusia (SDM) terbatas, permodalan yang minim serta akses pemasaran yang sempit.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, Kemenkop UKM sudah menunjuk Smesco Indonesia sebagai pusat konsultasi, kurasi dan coaching clinic bagi pelaku UMKM. Namun karena pelaku UMKM tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan jauh dari Smesco Indonesia, maka proses pendampingan ataupun konsultasi bisa dilakukan secara virtual.

Smesco Indonesia juga dijadikan pusat pemasaran bagi produk – produk UMKM di seluruh Indonesia. Produk yang dipajang di galeri Smesco tersebut telah dinyatakan lolos kurasi dan sudah memenuhi standar ekspor. Untuk pelaku UMKM pemula, bisa memanfaatkan media digital seperti media sosial, market place dan lainnya untuk memasarkan produk-produknya.

Kemenkop dan UKM sudah menjalin kerja sama dengan pemilik marketplace besar di Indonesia seperti Blibli, Tokopedia, Bukalapak dan lainnya untuk bersama-sama memfasilitasi pelaku UMKM memasarkan produknya.

Terdapat program pelatihan e-commerce untuk memberikan pemahaman kepada pelaku usaha berjualan secara daring. Untuk memastikan agar produk UMKM bisa laku di pasaran, Rully berharap agar dibuat berbeda dengan produk lainnya baik dari sisi packaging ataupun dari sisi varian produknya.

Sementara itu untuk persoalan pembiayaan, pemerintah sudah menyediakan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga yang relatif murah. Kemudian program kredit ultra mikro (UMi) yang bisa diakses oleh pelaku usaha pemula. Selain itu juga ada pembiayaan yang disalurkan melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) juga dengan bunga yang sangat rendah sekali.

Namun untuk bisa mengakses pembiayaan ini pelaku UMKM harus bersatu dalam wadah koperasi. Untuk itu Rully berharap agar pelaku UMKM di Papua bisa membentuk koperasi agar usahanya bisa lebih maju dan mudah mendapatkan akses pembiayaan.

Ketua Dewan Koperasi Indonesia Wilayah Provinsi Papua, Soleman Hamzah, meminta kepada kaum millenial yang sedang memulai usaha dapat memanfaatkan kesempatan dan kebijakan pemerintah demi mendorong peningkatan usahanya. Terlebih lagi di saat pandemi seperti saat ini banyak pelaku UMKM di Papua yang juga terkena imbasnya.

Oleh sebab itu diawali dari pertemuan tersebut, Ia berharap kaum milenial di Papua yang sedang merintis usaha dapat benar-benar fokus dan pantang menyerah meskipun dihadapkan dengan berbagai persoalan.

“Mau tidak mau kita harus mulai bergairah kembali, secara kelembagaan ada dinas koperasi dan UKM yang bisa dimanfaatkan untuk menggali berbagai kebijakan pemerintah. Mari kita bersama-sama untuk bisa bangkit kembali mengisi ruang-ruang kosong agar perekonomian kita bisa kembali pulih,” katanya,

Amelia Ludia Kafiar, salah satu pelaku UMKM di Papua mengaku siap bersaing dengan pelaku usaha lainnya di wilayah Wamena. Bahkan jika mendapat dukungan dari pemerintah dirinya yakin bisa bersaing dengan pelaku UMKM di luar Papua.

Sebagai produsen minuman alami dan juga cemilan khas berbahan dasar komoditas lokal, produknya saat ini sudah mulai diminati oleh masyarakat di wilayah Wamena dan sekitarnya.

Ia mengakui terkendala modal usaha dan peralatan yang memadahi untuk bisa meningkatkan produksinya. Dengan keterbatasan permodalan dan juga peralatan saat ini permintaan keripik, jus dan minuman segar lainnya hanya bisa memenuhi permintaan dengan skala yang terbatas. Untuk suplai bahan baku, Amelia mengaku memanfaatkan hasil pertanian atau perkebunan dari Mama – Mama di Wamena.