Ilustrasi MRT Jakarta. (Foto: Kompasiana)

Jakarta, MNEWS.co.id – Masa pandemi virus Corona membuat sektor ekonomi dan dunia usaha di Indonesia begitu terpukul. Banyak pelaku usaha kelimpungan menjalankan bisnisnya yang terhambat bahkan mungkin tidak akan bertahan.

Direktur Utama PT MRT Jakarta William P Sabandar mengatakan pihaknya menerapkan berbagai strategi agar selamat melewati pandemi. William pun membagi tiga periode bisnis di era pandemi ini, yaitu periode response, periode recovery, dan periode restorasi.

Untuk periode pertama, MRT menggunakan tiga prinsip yakni perlindungan karyawan, keandalan pelayanan dan operasi serta efisiensi anggaran dan arus kas. Walaupun sedang dalam masa sulit, MRT tetap menghadirkan perlindungan kepada karyawan, baik berupa penghasilan atau gaji maupun kesehatan. Pihak MRT juga tetap mengoptimalkan pelayanan dan operasional demi kepuasan masyarakat pengguna MRT.

Selanjutnya untuk periode kedua (recovery), MRT melakukan berbagai inovasi dan terobosan bisnis misalkan seperti konstruksi, operasi, dan pengembangan bisnis serta menerapkan business beyond normal.

“Dalam periode ini termasuk memanfaatkan media sosial MRT untuk media promosi mitra sponsor. Kami juga menggunakan aplikasi MRT di smartphone untuk media iklan,” kata William.

Selain itu MRT juga memberikan pelatihan dan pengembangan secara online kepada pelaku UMKM dan startup, bekerja sama dengan mitra untuk menjadi perantara dalam pengiriman barang dan dokumen, serta penyediaan vending machine berbasis IT untuk menjual berbagai hal.

MRT juga menyediakan loker penitipan untuk jual beli dan lainnya serta menyediakan co-working space yang dilengkapi ruang video conference. Fasilitas Co-working space dilengkapi jaringan internet berkecepatan tinggi, LCD TV, tablet, serta berbagai peralatan untuk dokumentasi dan disain bagi pihak yang berniat menggelar event online.

Selanjutnya,  MRT siap bekerja sama dengan sejumlah UMKM, baik yang bergerak di bidang makanan dan minuman (mamin), handycrafts, dan fesyen. William menjelaskan pihaknya sudah berancang-ancang untuk bekerja sama dengan 10 startup yang dikemas dalam program MRTJ Accelerator Program (MRTJ Accel).

Rencana lainnya adalah menggandeng perbankan untuk menjadi partner dalam sistem pembayaran secara digital melalui perangkat mobile phone. Rencananya ada dua paket yang ditawarkan, yaitu QR payment dan contactless payment.

“Paket QR payment menawarkan perbankan untuk menjual paket Gold (Rp15 miliar) dan Silver (Rp10 miliar) kepada mitra baru dari kategori perbankan dengan proyeksi pendapatan Rp30 miliar. Mitra yang potensial adalah bank yang sudah memiliki sistem perbankan digital (mobile) yang baik, seperti BCA, Niaga, dan BTPN,” tambahnya.

Dan yang terakhir yaitu paket contactless payment membuka diskusi dengan beberapa mitra potensial dari perbankan yang sudah menggunakan contactless transaction melalui kartu kredit.