Yogyakarta, MNEWS.co.id – Hari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Internasional diperingati setiap tanggal 27 Juni. Diketahui Hari UMKM Internasional digagas oleh International Council for Small Business (ICSB).
Penetapan Hari UMKM Internasional melalui Resolusi PBB tahun 2017, yang merupakan salah satu perjuangan ICSB sebagai organisasi dunia yang fokus dalam pemberdayaan UMKM sejak tahun 1955.
Bertepatan dengan momen UMKM Internasional, Pusat Investasi Pemerintah (PIP), Kementerian Keuangan bersinergi dengan Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk mengembangkan usaha mikro di wilayah Yogyakarta melalui pembiayaan Ultra Mikro (UMi).
Direktur PIP dan Sekretaris Daerah Pemda DIY menandatangani Perjanjian Kerja sama melalui daring dengan difasilitasi oleh Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan DIY, Jumat (26/6/20).
Ririn Kadariyah, selaku Direktur Utama (Dirut) PIP, menjelaskan bahwa pandemi COVID-19 tidak menjadi alasan bagi pelaku usaha berhenti berusaha dan berdiam diri menunggu waktu berpihak.
“Pemerintah telah berusaha keras untuk mendukung UMKM. Hal ini dapat dilihat dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional yang sedang dijalankan saat ini, Mulai dari relaksasi kredit dan bantuan subsidi bunga bagi usaha mikro terdampak hingga bantuan kredit modal usaha,” katanya.
Ririn menambahkan bahwa perjanjian kerja sama yang saat ini disepakati oleh PIP dan Pemda DIY, semakin menegaskan posisi dan peran Pemerintah dalam mendampingi UMKM menghadapi era new normal yang tidak mudah dijalani oleh pelaku UMKM.
Ia berharap bertepatan dengan momentum UMKM Internasional, Yogyakarta yang memiliki potensi besar di sektor pariwisata dan pendidikan dapat bangkit kembali melalui sinergi ini.
Sementara itu, Kadarmanta Baskara Aji selaku Sekretaris Daerah Istimewa Yogyakarta, menyambut baik kelanjutan kerja sama dengan PIP. Menurut beliau kerja sama ini adalah momentum yang sangat baik terutama di masa pandemi ini.
“UMKM kami akan menyambut dengan antusias program dari PIP ke depan untuk segera bangkit dari keterpurukan akibat Pandemi COVID-19 terutama di sektor pendukung pariwisata dan pendidikan,” katanya.