Jakarta, MNEWS.co.id – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak, Banten, mengajak masyarakat mencintai produk dalam negeri guna membantu pertumbuhan ekonomi daerah. Hal itu penting agar pelaku bisnis dalam negeri menjadi tuan rumah di Tanah Air sendiri.
“Sekarang produk dalam negeri bisa bersaing pasar dan tidak kalah dengan produk negara lain,” kata Kepala Disperindag Kabupaten Lebak Dedi Rahmat.
Dedi menjelaskan bahwa saat ini bangsa Indonesia dilanda pandemi covid-19 sehingga berdampak terhadap produksi UMKM dan omzet penjualan. Pihaknya hingga saat ini terus berupaya untuk membantu penanganan produk-produk dalam negeri yang dihasilkan pelaku UMKM setempat agar kembali bangkit melalui peningkatan mutu, promosi, dan pemasaran.
Selain itu, peningkatan kemasan, kemudahan perizinan, hingga memberikan sertifikat halal dan sertifikasi organik internasional. Pihaknya juga membina pelaku UMKM agar bisa memasarkan produk dalam negeri melalui digitalisasi secara daring. Ia menjelaskan di tengah pandemi pemasaran produk UMKM secara daring lebih efektif dengan jangkauan luas.
Pemerintah Daerah (Pemda) juga mengapresiasi pelaku UMKM gula aren, gula semut, batu fosil, permata kalimaya, dan mebeler bambu karena mampu menembus pasar Eropa, seperti Belanda, Jerman, Italia, dan Spanyol. Oleh karena itu, pihaknya terus mendorong produk-produk UMKM lainnya bisa memenuhi pasar internasional.
Selama ini, permintaan pasar ekspor di tengah pandemi cenderung meningkat dan masyarakat tentu merasa bangga jika produk-produk dalam negeri menembus pasar global. “Kita harus melawan dari serbuan produk asing dan jangan sampai menggantungkannya sehingga berdampak terhadap perekonomian daerah,” katanya.
Sekretaris Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak Omas Irawan mengajak para pelaku UMKM, pengusaha, dan pemilik toko di daerah ini untuk mempromosikan produk dalam negeri agar masyarakat mencintai produk yang berlandaskan kearifan lokal itu.
Selama ini, kerajinan berbasis budaya lokal di Kabupaten Lebak, seperti produk gula aren, aneka bambu, pisang berkembang dan mampu mendongkrak ekonomi masyarakat.
Jumlah pelaku UMKM di Kabupaten Lebak tercatat 56.938 aneka unit usaha dan menyerap ribuan tenaga kerja, serta dapat meningkatkan kesejahteraan mereka. Sejumlah produk itu, di antaranya dihasilkan pelaku UMKM yang juga komunitas Badui dengan memproduksi kain tenun, tas koja, baju kampret, lomar, selendang, batik, aneka suvenir, dan golok.
“Kita yakin produk UMKM banyak dicintai masyarakat dan pemerintah daerah akan mengampanyekan produk-produk dalam negeri itu,” pungkasnya.