Ilustrasi Pelaku UMKM Lampung. (Foto: Diskop UKM Kota Lampung)

Lampung, MNEWS.co.id – Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Lampung terus melakukan upaya meningkatkan kembali pemasukan para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Provinsi Lampung. Karena dalam waktu 6 bulan terakhir lebih dari 50% UMKM yang ada di Lampung terpuruk dan tidak memiliki penghasilan.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Lampung, Agus Nompitu mengatakan pemerintah melaksanakan tujuh program diantaranya layanan toko atau warung pesan kirim, pemasaran online, stimulan untuk pelaku koperasi dan UMKM, memberdayakan usaha produksi koperasi dan UMKM, pelatihan online bagi Koperasi dan UKM, kartu prakerja serta fasilitas restrukturisasi kredit untuk operasi melalui lembaga penyaluran dana bergulir Kementerian Koperasi dan UKM.

Dalam pelaksanaan tujuh program tersebut, pihaknya mendata koperasi dan UKM yang terdampak korona dengan melibatkan dinas yang membidangi UKM di 15 kabupaten/kota se Provinsi Lampung.

“Data koperasi yang terdampak dan sangat turun drastis penghasilannya sebanyak 80 unit koperasi serta 30 ribu lebih UMKM,” katanya.

Upaya mempermudah pemasukan UMKM, Diskop UKM Kota Lampung juga melakukan layanan toko atau warung pesan kirim yang menyediakan kebutuhan masyarakat atau sembako. Salah satunya melalui toko pesan kirim yang ditunjuk berdasarkan usulan dari dinas yang menangani koperasi dan UMKM dari 15 kabupaten/kota se Provinsi Lampung sebanyak 226.

Adapun pemasaran online yang digunakan untuk membantu mengenalkan produk UMKM melalui media sosial dan market place untuk pelaku koperasi dan UMKM dengan melakukan stimulan bagi pelaku koperasi dan UMKM yang terdampak Covid-19.

“Upaya lain dalam membatu membangkitkan gairah UMKM yakni kartu pra kerja yang diperuntukkan membantu bagi pelaku usaha koperasi dan UMKM yang terdampak Covid-19,” tambah Agus.

Agus menambahkan, pihaknya juga membantu pelaku koperasi dan UMKM dengan membebaskan pajak selama 6 bulan, serta mendukung fasilitas program Kementerian. Salah satunya melalui program ultra mikro untuk koperasi dengan pinjaman di bawah Rp10 miliar yang merupakan nasabah KUR UMi maupun nasabah non KUR.

Tak sampai disitu, Agus juga mengajak semua elemen masyarakat untuk lebih utamakan berbelanja menggunakan produk asli buatan lokal, selain produk yang bisa bersaing, dengan lakukan pembelanjaan produk lokal dapat krmbali tingkatkan ekonomi masyarakat. 

“Untuk di luar program ya kita dorong masyarakat agar mau melakukan gerakam belanja buatan lokal, selain tingkatkan ekonomi masyarakat. Kita dapat membanggalam produk buatan lokal itu sendiri,” tambahnya.