Kemenparekraf Bangkitkan Pariwisata Jatim Lewat Gerakan Pakai Masker dan Gerakan BISA. (Foto: Dok. Kemenparekraf)

Banyuwangi, MNEWS.co.id – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menginisiasi Gerakan Pakai Masker (GPM) dan Gerakan Bersih, Indah, Sehat, Aman (BISA). Gerakan Pakai Masker (GPM) dan Gerakan Bersih, Indah, Sehat, Aman (BISA) yang diterapkan di berbagai destinasi wisata dinilai akan meningkatkan kepercayaan wisatawan kepada Indonesia yang aman untuk dikunjungi.


Kurleni Ukar, Deputi Kebijakan Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengatakan Gerakan BISA dan GPM diinisiasi sebagai bentuk adaptasi kebiasaan baru dalam berwisata di tengah pandemi COVID-19.

“Saat ini kita memasuki adaptasi kebiasaan baru. Jadi kita harus siap dengan 3M yaitu menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan termasuk saat berwisata,” kata Kurleni.

Dua gerakan ini diinisiasi untuk menumbuhkan kepercayaan wisatawan dalam dan luar negeri bahwa destinasi wisata di Indonesia telah menjalankan protokol kesehatan dengan baik.


Kebersihan dan kesehatan merupakan faktor utama yang mesti dihadirkan pada seluruh destinasi wisata di Indonesia. Dengan demikian wisatawan merasa aman dan nyaman saat melakukan kunjungan wisata ke Indonesia.

Kurleni meminta kepada stakeholder pariwisata untuk membangun destinasi wisatanya sesuai standar protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah.

Pengelola destinasi, pemangku kepentingan, dan masyarakat diharapkan selalu menjalankan 3M yakni menggunakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan sebagai kebiasaan baru dan wajib dijalankan.

Dengan begitu, wisatawan akan merasa aman dan terlindungi ketika melakukan perjalanan wisata ke suatu destinasi. Melalui gerakan ini, Ia berharap pariwisata Indonesia dapat pulih dan kondisinya menjadi lebih baik lagi.

Melalui Gerakan ini masyarakat diharapkan dapat menyadari pentingnya Gerakan BISA dan Gerakan Pakai Masker bagi keberlangsungan ekonomi masyarakat dan keberlanjutan pariwisata Indonesia.

Gerakan BISA dan Gerakan Pakai Masker telah diselenggarakan di lebih dari 38 kabupaten/kota di Indonesia. Di Jawa Timur, kegiatan ini diselenggarakan di tiga kota yakni Malang, Banyuwangi, dan Probolinggo.

Acara ini juga dihadiri oleh Ketua Komunitas GPM, Sigit Pramono, secara daring dan perwakilan Komunitas GPM, Grace Hananta secara luring di Pantai Pulau Santen. Dalam sambutannya, Sigit menuturkan komunitasnya adalah gerakan independen yang memberikan edukasi kepada masyarakat terkait betapa pentingnya mengenakan masker di masa adaptasi kebiasaan baru.

Sigit mengungkapkan masker adalah senjata untuk memerangi penyebaran virus COVID-19. Ia juga menekankan pentingnya penggunaan masker bagi wisatawan dan pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif sebagai upaya mengembalikan kepercayaan wisatawan.

“Dengan mengenakan masker dan menerapkan protokol kesehatan secara disiplin kita bisa membangkitkan kepercayaan wisatawan bahwa Indonesia adalah negara yang bersih dan aman dari COVID-19,” katanya.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, menekankan bagaimana pentingnya menerapkan protokol kesehatan berbasis CHSE di setiap destinasi wisata di wilayahnya.

“Dengan menerapkan protokol kesehatan dan menjaga kebersihan kita bisa menjadikan destinasi wisata menjadi tempat yang bersih. Hal ini tentu akan menarik wisatawan untuk datang ke destinasi wisata dan membangkitkan kembali perekonomian masyarakat terutama di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” ungkap Anas.