Jakarta, MNEWS.co.id – PT Amartha Mikro Fintek (Amartha) sebagai perusahaan teknologi finansial yang berfokus pada penyaluran modal usaha bagi UMKM, menjalin kolaborasi dengan eFishery, perusahaan yang bergerak di bidang teknologi akuakultur dengan fokus pembudidayaan ikan.
Melalui kolaborasi ini, Amartha berkomitmen menyalurkan permodalan senilai 100 miliar rupiah bagi pembudidaya ikan binaan eFishery, dengan besaran pinjaman mulai dari 3-100 juta rupiah per orang.
Kolaborasi ini telah terjalin sejak Maret 2022 melalui program “Kasih Bayar Nanti (Kabayan)” yang merupakan bagian dari layanan eFishery Mall (eMall).
Tercatat, sebanyak lebih dari 1.600 pembudidaya ikan telah menerima fasilitas kredit dari Amartha.
Founder & CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra menyampaikan, kolaborasi dengan eFishery merupakan wujud layanan keuangan inklusif yang diberikan oleh pihaknya kepada para pelaku UMKM.
Melalui kolaborasi ini, lanjut Taufan, Amartha ingin menjangkau segmen pasar yang lebih masif dengan memberikan akses modal bagi para pembudidaya ikan.
“Melalui kerjasama ini, kami berharap dapat mendorong peningkatan ketahanan pangan serta peningkatan nutrisi bagi jutaan keluarga di Indonesia, sehingga semakin banyak pelaku UMKM di sektor perikanan yang dapat meningkatkan kesejahteraan serta taraf hidupnya lewat akses permodalan yang lebih baik,” terang Taufan dalam keterangan tertulis yang diterima oleh redaksi MNEWS.co.id.
Berbeda dengan sistem tanggung renteng yang selama ini digunakan Amartha dalam menyalurkan permodalan bagi perempuan pelaku usaha ultra mikro, kerja sama dengan eFishery tidak menggunakan konsep serupa. Para pembudidaya ikan dapat mengajukan pinjaman yang nantinya akan digunakan untuk membeli peralatan budi daya ikan dari eFishery.
Pelaku usaha budi daya ikan juga memiliki tenor pinjaman yang berbeda dengan kebanyakan mitra perempuan pengusaha ultra mikro binaan Amartha. Lewat program Kabayan, pembudidaya ikan dapat memilih tenor pinjaman 1-6 bulan.
Pengukuran risiko akan dilakukan oleh Amartha dengan bantuan machine learning, yang nantinya menghasilkan credit scoring akurat bagi para peminjam.
Gibran Huzaifah, CEO & Co-Founder eFishery mengungkapkan jika para pembudidaya ikan yang merupakan pekerja sektor non formal sering merasa kesulitan mendapatkan akses permodalan dari lembaga bank.
Inilah yang melatarbelakangi hadirnya program eFisheryFund untuk membuka akses keuangan bagi para pelaku usaha di sektor budi daya ikan.
“Pemilihan Amartha sebagai partner, adalah karena Amartha telah berpengalaman dan credible dalam menyediakan layanan keuangan inklusif. Kolaborasi ini diharapkan akan membawa angin segar bagi para pembudidaya ikan agar bisnis mereka dapat meningkatkan kualitas produksi dan menambah pendapatan,” jelas Gibran.
Terkait pelaksanaan teknisnya, pelaku usaha budi daya ikan maupun konsumen B2B dapat mengajukan pinjaman lewat platform eFisheryFund. Kemudian Amartha akan melakukan verifikasi dengan mengukur skor kredit pelaku usaha ultra mikro, dan mendistribusikan pinjaman lewat eFishery, sehingga memudahkan peminjam untuk mengakses layanan keuangan.
Amartha menyadari bahwa akselerasi inklusi keuangan di Indonesia membutuhkan kolaborasi dengan berbagai pihak. Dalam menggalang pendanaan, Amartha cukup gencar menjalin kerja sama dengan sektor perbankan.
Tercatat, lebih dari 23 mitra perbankan telah bergabung dengan Amartha, bahkan di tahun 2022 ini jumlah penyalurannya sudah melebihi dua triliun rupiah. Sedangkan untuk menyalurkan modal, Amartha mulai menjalin kerja sama dengan perusahaan teknologi seperti eFishery, sehingga dapat memperluas portofolio dan menjangkau segmen UMKM yang lebih beragam.
Amartha pun membuka peluang bekerja sama dengan berbagai stakeholder untuk mengakselerasi penyaluran modal inklusif bagi segmen usaha ultra mikro yang lebih masif, tidak terbatas pada perempuan saja.
Contohnya seperti yang diwujudkan melalui kolaborasi dengan eFishery sebagai sesama perusahaan teknologi.
“Pangsa pasar pembiayaan bagi UMKM masih sangat besar di Indonesia. Amartha optimis lewat produk dan layanan keuangan inklusif, kami bisa menjalin kolaborasi dengan sektor yang lebih beragam,” tutup Taufan.