Jakarta, MNEWS.co.id — Himpunan Mahasiswa Bisnis Otomotif (Himabo) Politeknik STMI Jakarta untuk pertama kalinya mengadakan seminar nasional. Seminar yang bertajuk “Reach Entrepreneur for Massive Industry 4.0” ini digelar untuk memberikan pembekalan dan wawasan entrepreneurship bagi kalangan mahasiswa dan umum, khususnya mahasiswa teknik yang nantinya akan berkecimpung di dunia industri 4.0.
Galih Septiawan, Ketua Pelaksana menuturkan, banyak bisnis yang sulit bertahan di tengah derasnya era industri 4.0. Butuh strategi khusus untuk menjalankan bisnis dengan baik, hal tersebut dapat dipelajari bersama-sama dalam materi yang diberikan di Seminar Nasional Reformation ini.
“Era industri 4.0 harus dihadapi untuk saat-saat ini. Setiap aspek bisnis akan menghadapi era industri era industri 4.0. Banyak bisnis yang tidak bertahan dalam persaingan yang ada. Maka dari itu, seminar ini diadakan untuk mengetahui bagaimana cara berbisnis, dan mempertahankan bisnis dalam industri 4.0. Saya harap, seminar ini bisa menghasilkan output yang baik,” pungkas Galih dalam sambutannya membuka acara Seminar Nasional Reformation: Reach Entrepreneur for Massive Industry 4.0, di auditorium lantai 4 Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, pada Selasa (30/7/2019).

Acara ini menghadirkan beberapa narasumber kompeten di bidang bisnis dan industri, seperti Made Dana Tangkas, Presiden IOI (Industri Otomotif Indonesia), Wartam Radjid, Advisor GIAMM (Gabungan Industri Alat-alat Mobil dan Motor), Tommy Herdiyansyah, Founder Code Margonda, dan Hendy Setiono, CEO Baba Rafi Enterprise.
Dalam Seminar Nasional Reformation, para peserta bisa mengetahui seluk-beluk dunia industri, khususnya industri otomotif yang kini telah menggunakan pendekatan teknologi digital. Selain memperoleh pengetahuan tentang berbisnis di era industri 4.0, peserta juga bisa belajar dari kisah-kisah sukses CEO dan Founder startup, maupun bisnis franchise Baba Rafi yang telah membuka puluhan cabang di berbagai negara.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) saat ini tengah mematok target bagi Industri Kecil dan Menengah (IKM) di bidang otomotif, khususnya komponen otomotif, agar bisa bersaing di dunia industri 4.0. Berdasarkan data dari Kemenperin, jumlah IKM otomotif terbilang kecil jika dibandingkan dengan penjualan kendaraan bermotor yang cukup pesat setiap bulannya. Hal ini menunjukkan, masih adanya celah untuk meningkatkan kualitas SDM maupun kapasitas industri otomotif.