Beberapa model berkompetisi dalam Fashion Paradise 2019 Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Semarang, Sabtu (12/10/2019). (Foto: Afri Rismoko)
Beberapa model berkompetisi dalam Fashion Paradise 2019 Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Semarang, Sabtu (12/10/2019). (Foto: Afri Rismoko)

Semarang, MNEWS.co.id – Pemerintah terus mendorong pertumbuhan dan perkembangan industri kreatif di bidang fesyen untuk meningkatkan perekonomian. Hanif Dhakiri selaku Menteri Ketenagakerjaan, menyebutkan bahwa industri fesyen saat ini menjadi penyumbang kedua terbesar pada sektor ekonomi kreatif setelah bidang kuliner.

“Pengembangan industri fesyen kedepan yang termasuk ekonomi kreatif ini berpotensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kita,” kata Hanif setelah menghadiri kompetisi rancang busana berupa “Fashion Paradise 2019” yang menghadirkan puluhan perancang muda di BBPLK Semarang, Sabtu (12/10/19).
 
Hanif menambahkan bahwa potensi sumber daya manusia yang dimiliki bangsa Indonesia di bidang fesyen tidak kalah dengan bangsa lain. Menurutnya industri fesyen di dalam negeri, khususnya para desainer muda dari Indonesia sudah ada yang mengikuti peragaan busana di Paris, Prancis, pada akhir bulan lalu. “Tentu ini semakin menumbuhkan optimisme bagi kita sehingga industri kreatif, khususnya fesyen bisa berkembang dan berkontribusi bagi perekonomian kita,” ujarnya.
 
Hanif berharap melalui “Fashion Paradise 2019” bisa menjadi kesempatan yang baik untuk bagi semua pihak dalam menggerakkan industri kreatif, khususnya bidang fesyen. Selain itu kegiatan ini juga dapat dilaksanakan secara rutin tiap tahun sebagai upaya menumbuhkembangkan industri fesyen.
 
“Kebetulan pemerintah sudah dua tahun terakhir ini terus melakukan ‘upgrading‘ terhadap balai-balai latihan kerja karena BBPLK memainkan peranan penting dalam mendorong percepatan peningkatan kompetensi sumber daya manusia,” katanya.

Eka Mutia Yuliandarin, Direktur Utama Kreasi Lintas Cipta sekaligus Project Director acara “Fashion Paradise 219” mengatakan bahwa para perancang busana Indonesia, memang perlu diberi wadah dan difasilitasi agar bisa semakin kreatif dan inovatif dalam merancang busana serta menghasilkan produk fesyen.

“Sumber daya manusia yang mumpuni, harus dikelola dan didampingi untuk pengembangan kreativitasnya. Dukungan pelatihan dan sarana fasilitas sangat penting, untuk mencetak perancang busana berkualitas,” ujarnya.
 
Menurutnya kompetisi di dunia fesyen bukan hanya masalah menang atau kalah, tetapi juga membangkitkan keberanian lulusan pelatihan dalam menampilkan karya-karyanya yang digunakan oleh model profesional. Eka menilai potensi sumber daya manusia Indonesia di bidang fesyen, khususnya dari Jawa Tengah, tidak kalah dari produk luar negeri.