Menkop UKM Puspayoga dalam Pengukuhan kepengurusan International Council for Small Business (ICSB) Provinsi Kepulauan Babel, di Pangkalpinang, Minggu (9/12/2018). Foto: (doc/KemenkopUKM)
Menkop UKM Puspayoga dalam Pengukuhan kepengurusan International Council for Small Business (ICSB) Provinsi Kepulauan Babel, di Pangkalpinang, Minggu (9/12/2018). Foto: (doc/KemenkopUKM)

Pangkal Pinang, MNEWS.co.id – International Council for Small Business (ICSB) yang berpusat di Washington DC, Amerika Serikat, akan menjadi payung bagi berbagai asosiasi yang membina Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Saat ini dari 34 provinsi di seluruh Indonesia, sudah terbentuk pengurus ICSB di tiga provinsi yaitu Bali, Bandung, Babel.

Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga, berharap dengan adanya ICSB bisa melahirkan UKM eksportir atau pengusaha skala UKM yang berorientasi ekspor. Sebab, jaringan ICSB yang sudah menyebar ke 85 negara, dan Indonesia melalui Hermawan Kartajaya chairman ICSB Indonesia dipercaya menjadi ketua ICSB Asia.

“Di Indonesia sudah banyak asosiasi yang menaungi UKM, namun kehadiran ICSB akan semakin membuka akses UKM menembus pasar regional bahkan internasional,” kata Menkop dan UKM Puspayoga dalam Pengukuhan kepengurusan International Council For Small Business (ICSB) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), di Pangkalpinang, Minggu (9/12/2018).

Menteri Puspayoga menjelaskan, untuk UKM yang berorientasi ekspor, pemerintah dalam hal ini Kemenkop dan UKM bersama Kemenkeu dan Kemenperin memiliki program bernama KITE (Kemudahan Impor Tujuan Ekspor), di mana UMKM atau IKM bisa mendapatkan bahan baku impor dengan Bea Masuk (BM) nol persen, asalkan produk hilirnya nanti ditujukan untuk ekspor.

Lebih lanjut, Ia juga menyatakan dukungannya atas niat Pemprov Babel yang hendak melakukan transformasi yang dari awalnya bertumpu pada sektor pertambangan khususnya timah ke sektor pariwisata.

“Sektor pariwisata tak bisa lepas dari UKM, di mana pariwisata maju pasti UKM juga akan maju, misalnya hasil kerajinan atau kulinernya. Namun satu hal yang juga harus dibenahi yaitu merubah mindset masyarakat untuk bisa menerima orang luar yang berbeda dengan kita,” imbuh Puspayoga.

Menteri mencontohkan Bali, yang butuh ratusan tahun dari jaman kerajaan di Bali dulu untuk mengubah mindset orang Bali agar bisa menerima turis asing.

“Raja-raja di Bali dulu mendatangkan seniman dari berbagai dunia untuk tinggal di Bali. Lama-lama masyarajat Bali kini bisa hidup berdampingan dengan turis asing dan tidak saling mengganggu adat dan kebiasaan masing-masing,” ujarnya.

Namun, karena sekarang zaman sudah berubah, pendekatannya juga mungkin berbeda, misalkan caranya dengan memajukan UKM atau melalui teknologi digital saat ini.

Dalam acara tetsebut, Menkop dan UKM Puspayoga didampingi Gubernur Babel Enrizal Rosman dan Deputi Bidang Pengembangan SDM Kemenkop dan UKM Rulli Nuryanto, menyerahkan sejumlah program strategis Kemenkop dan UKM berupa Nomor Induk Koperasi (NIK), Hak Cipta, Sertifikat Halal,  IUMK (Izin Usaha Mikro Kecil), WP (Wirausaha Pemula), Pelatihan Vokational, Penyerahan KUR (Kredit Usaha Rakyat).