Ratna, pelaku usaha keset dari Ciseeng, Bogor. (Foto: Amartha)
Ratna, pelaku usaha keset dari Ciseeng, Bogor. (Foto: Amartha)

Jakarta, MNEWS.co.id – Menteri Koordinator Perekonomian Indonesia, Darmin Nasution bertemu dengan mitra usaha Amartha di Indonesia Fintech Forum 2019, Gedung Dhanapala, Jakarta pada hari Rabu (4/9/2019).

Pada kesempatan tersebut, Darmin mengapresiasi dan mengungkapkan kebanggaannya saat bertemu dengan Apsiah, pelaku usaha ikan cupang dan Ratna, pelaku usaha keset dari Ciseeng, Bogor di booth Amartha. Dia juga bertemu langsung dengan pelaku usaha mikro perempuan yang sukses berkat program dari Amartha.

Andi Taufan Garuda Putra selaku CEO Amartha mengatakan, mereka merupakan pelaku usaha mikro yang sukses mengembangkan usahanya berkat pinjaman serta pelatihan wirausaha yang dilakukan oleh Amartha. “Mereka adalah beberapa perempuan tangguh Amartha yang sukses mengembangkan usaha dan meningkatkan pendapatan keluarga,” ungkapnya dalam siaran pers yang diterima oleh MNEWS di Jakarta, Rabu (4/9/2019).

Apsiah mengaku usaha ikan cupangnya telah berkembang pesat. Berkat usaha itu, dia telah memiliki rumah, mobil, dan motor. Dia juga memiliki satu toko di Jakarta dan berencana untuk membuka toko di Bogor. “Dulu saya merintis dari nol, enggak punya apa-apa. Bahkan untuk angkut ikan cupang ke Jakarta naik angkot dan kereta,” ujarnya.

Dia mengatakan peran Amartha sangat besar bagi perkembangan usahanya. Awalnya, dia meminjam Rp500 ribu kepada Amartha pada 2011. Kini, pinjamannya telah mencapai Rp8 juta. “Saya tidak hanya mendapatkan pinjaman untuk usaha tetapi juga pelatihan wirausaha dan pengelolaan keuangan oleh Amartha,” jelasnya.

Ratna mengatakan, pendanaan usaha dari Amartha digunakan untuk mengembangkan usaha yang tengah dirintis yaitu menganyam keset. Tidak hanya itu, pendanaan dari Amartha juga Ratna gunakan untuk mendorong usaha suaminya yaitu berjualan sayur dan buah-buahan agar menjadi semakin maju. Kini, Ratna juga berhasil merenovasi rumah dan menyekolahkan anak-anaknya hingga kuliah.

“Saya mah pengennya bisa memberdaya bukan diberdaya. Ya, Alhamdulillah bisa dukung suami saya, sekarang dagangan dia makin banyak. Terus usaha keset saya juga makin berkembang,” ungkapnya.

Ratna telah bergabung bersama Amartha sejak 2011. Awalnya, dia mendapatkan pendanaan untuk usaha sebesar Rp500 ribu. Kini, dia telah mendapatkan pendanaan sebesar Rp8 juta.

Menurut data Amartha Sustainable Accountability Report 2018, terungkap bahwa (rata-rata) pendapatan perempuan desa mitra Amartha naik dari Rp4,2 juta menjadi Rp6,7 juta per bulan, atau setara naik 59 persen.

Meningkatnya pendapatan juga berdampak positif terhadap turunnya tingkat kemiskinan mitra Amartha. Pada tahun 2016, sebanyak 63 persen dari total mitra Amartha masih berada di bawah garis kemiskinan. Per akhir 2018, jumlah mitra Amartha yang di bawah garis kemiskinan turun drastis menjadi 41 persen.

Berkurangnya populasi penduduk miskin yang menjadi mitra Amartha ini dicapai melalui serangkaian program Amartha Poverty Intervention. Amartha sendiri merupakan perusahaan finansial teknologi peer-to-peer (P2P) lending tepercaya yang fokus membantu ratusan ribu perempuan pengusaha mikro di pedesaan.

Amartha mempertemukan perempuan pengusaha mikro yang membutuhkan modal kerja dengan perorangan atau perusahaan yang mencari alternatif  pengembangan dana dengan keuntungan  menarik, sekaligus memberikan dampak sosial bagi masyarakat, seperti mengangkat kualitas hidup ratusan ribu perempuan desa.