Ilustrasi. (Foto: Unsplash)
Ilustrasi. (Foto: Unsplash)

Jakarta, MNEWS.co.id – Rully Indrawan selaku Sekretaris Menteri Koperasi dan UKM berharap  tentang kebijakan pengembangan UMKM di Indonesia dapat mengikuti bahkan melampaui kesuksesan yang telah dilakukan oleh negara Jepang dan Korea Selatan. “Kita harus bisa melakukan seperti yang terjadi di Jepang dan Korea,” kata Rully.

Rully menjelaskan Jepang dan Korea telah sukses mengembangkan sektor UKM karena memiliki kebijakan yang mumpuni serta komprehensif dan  sesuai dengan kebutuhan UKM disana. Dirinya menambahkan kontribusi yang dimiliki oleh UKM Indonesia terhadap kinerja ekspor nasional masih dinilai rendah yaitu sebesar 15,80%, yang berarti bahwa produk UKM dalam negeri hanya mendominasi untuk pasar domestik saja.

“Permodalan bukan satu-satunya masalah UKM di Indonesia, meski UKM yang mampu mengakses perbankan baru sekitar 12 % saja,” ujarnya. 

Mengenai permodalan pemerintah harus terus memberi kemudahan dan meringankan beban dari pelaku UKM yaitu, suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang memang sudah turun menjadi 7% per tahun dari sebelumnya 22% pada tahun 2014, 12% di tahun 2015, dan 9% di tahun 2017.

Sebelumnya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP)  telah melakukan kerja sama dengan Lembaga Kerja Sama Internasional Jepang (JICA), untuk mewujudkan koperasi pada sektor kelautan dan perikanan mandiri serta mengadakan pelatihan di Jepang selama dua pekan.

“Program kerja sama ini merupakan pelatihan untuk sumber daya manusia yang menangani koperasi sektor kelautan dan perikanan nasional agar bisa belajar dari Jepang untuk mewujudkan koperasi nasional yang lebih mandiri,” kata Sekjen KKP Niianto Perbowo.

Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM menunjukkan pada tahun 2018 ada sekitar 2.884 koperasi perikanan yang ada di Indonesia, yaitu 2.802 unit skala mikro, 69 unit kecil, dan 13 unit menengah. Jumlah tersebut mengisi 2,09% dari 138.140 unit dengan jumlah yang ada di seluruh Indonesia. Dari 2.802 koperasi perikanan, hanya sekitar 58% atau 1.687% yang aktif dan memiliki nomor induk koperasi (NIK0 hanya ada 271 unit.

Niianto mengungkapkan jika koperasi perikanan di Indonesia dikelola dengan baik, maka akan memberikan kontribusi yang besar terhadap iklim usaha industri sektor kelautan dan perikanan nasional. Oleh karena itu pihaknya mengarah pada koperasi Jepang yaitu Fisheries Cooperative Association (FCA) yang sudah berhasil mengembangkan koperasi perikanan di Jepang.