Perajin membuat kerajinan berbahan rotan di salah satu industri rumahan di Makassar, Sulawesi Selatan. (Foto: Arnas Padda)

Jakarta, MNEWS.co.id – Sebagai salah satu pilar terpenting dalam perekonomian Indonesia, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) telah berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 61,07 % atau senilai Rp8.573,9 triliun, lebih tinggi dari usaha besar yang mencapai Rp5.464,7 triliun.

UMKM mampu menyerap 117 juta pekerja atau 97% dari total tenaga kerja yang ada. Dengan rincian, usaha mikro sebanyak 107,4 juta, usaha kecil sebanyak 5,8 juta, dan usaha menengah sebanyak 3,7 juta.

Berdasarkan data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), UMKM telah menghimpun hingga 60,4% dari total investasi dengan nilai investasi yang diprediksi ada pada angka Rp10-15 juta.

Dengan jumlah UMKM Indonesia yang saat ini mencapai 65,4 juta pelaku usaha, UMKM memiliki hari besar yang patut untuk dirayakan. Setiap tahunnya, tepatnya pada tanggal 12 Agustus, Indonesia memperingati Hari UMKM Nasional.

Lantas, bagaimana sejarah lahirnya hari UMKM di Indonesia?

Lahirnya Hari UMKM Nasional bermula saat dilaksanakannya Kongres Nasional UMKM dan Temu Nasional Pendamping (TNP) KUMKM II di Yogyakarta yang dilaksanakan pada tanggal 25-26 Mei 2016. TNP KUMKM II diikuti oleh ratusan pendamping Koperasi dan UMKM dari seluruh Indonesia.

Kongres ini menghasilkan beberapa kesepakatan, di antaranya adalah Piagam Yogyakarta, Deklarasi Hari UMKM, Deklarasi Kode Etik Pendamping, dan Tri Dharma UMKM. Dalam Deklarasi Hari UMKM ditetapkan tanggal 12 Agustus 2016 sebagai Hari UMKM Nasional.

Tanggal 12 Agustus dipilih karena bertepatan dengan hari lahirnya Bapak Koperasi Indonesia, Bung Hatta yang lahir pada tanggal 12 Agustus 1902. Penetapan tersebut dimaksudkan untuk menghargai Bung Hatta sebagai tokoh yang pertama kali menjadi peletak dasar ekonomi kerakyatan Indonesia.

Deklarasi Hari UMKM dibacakan pertama kali pada Hari UMKM I tanggal 12 Agustus 2016 yang bertempat di halaman Kantor Dinas Koperasi dan UMKM provinsi DI Yogyakarta.

Jika biasanya perayaan hari lainnya yang diisi dengan libur, perayaan Hari UMKM diisi dengan meneguhkan semangat kerja dan diharapkan mampu memperkuat posisi UMKM sebagai penggerak ekonomi kerakyatan, meningkatkan produktivitas dan daya saing, serta menjadikan Indonesia bangsa yang berdaulat.