Jakarta, MNEWS.co.id – Kontribusi sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai penopang pertumbuhan ekonomi nasional sangatlah penting dan strategis, bahkan UMKM terbukti mampu menjadi salah satu penentu konsistensi pertumbuhan ekonomi yang berkualitas di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Sektor UMKM juga menyerap banyak tenaga kerja, mencapai 97,02% dan kontribusi sektor UMKM terhadap total investasi yang mencapai 58,18%, sektor ini dinilai perlu mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah.
“Kemenko Perekonomian sendiri mengeluarkan kebijakan-kebijakan ekonomi yang akan dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga Teknis. Salah satu concern kami adalah bagaimana membentuk UKM-Makers dan membuat sektor ini menjadi go-online,” kata Asisten Deputi Peningkatan Daya Saing Koperasi dan UMKM Kemenko Perekonomian Iwan Faidi dalam diskusi Kementerian Koordinator Perekonomian bersama Mahasiswa Universitas Kristen Immanuel (UKRIM) Yogyakarta saat melakukan kunjungan ke kantor Kemenko Perekonomian pada Kamis (11/4/2019).
Saat ini, setidaknya tercatat 62,92 juta UMKM dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 60% atau mencapai Rp 7.704 triliun. Bahkan, sekitar 4,6 juta UMKM sudah mulai memanfaatkan teknologi digital melalui platform e-commerce. Jumlah ini sangat potensial untuk dikembangkan menjadi salah satu kekuatan ekonomi nasional. Namun, pengembangan UMKM untuk dapat memberikan performa baik dalam jangka panjang pada akhirnya juga menemukan berbagai tantangan di lapangan.
Salah satu tantangannya, menurut Iwan, adalah jumlah UMKM yang memproduksi barang yang dijual secara mandiri (UMKM-Makers) yang masih terlalu sedikit. Tercatat, dominasi UMKM-Makers terhadap total UMKM baru mencapai 5%-7%, dan selebihnya merupakan UMKM reseller yang berorientasi dalam negeri dan luar negeri.
“Sedikit UMKM-Makers ini menjadi tantangan tersendiri. Untuk meningkatkan daya saing, kita tidak hanya perlu meng-online-kan UMKM saja, tetapi juga perlu menguatkan UMKM-Makers dan peningkatan daya saing produk lokal,” tegas Iwan.
Iwan juga menegaskan, koperasi dan UMKM dapat berkembang dengan pesat jika benar-benar mendapatkan penanganan manajemen yang baik untuk menjalankan roda bisnisnya.
Pengembangan produk unggulan dan peningkatan kapasitas UMKM sendiri yang sedang dilakukan oleh Kemenko Perekonomian, antara lain: (i) Cluster melalui One Village One Product (OVOP), dengan revitalisasi dan identifikasi produk unggulan, (ii) Aggregator, dengan revitalisasi dan penguatan ekosistem UMKM, dan (iii) Marketplace, dengan perluasan pasar melalui e-commerce.
Tidak hanya itu, pemerintah juga konsisten membentuk ekosistem UMKM dari sisi pasar, sumber daya manusia, pengembangan produk, logistik, pembiayaan, dan perizinan.
Sumber: Kemenko Perekonomian