Tampilan Rendang Tuna bin Sangkut. (Foto: dok. Bin Sangkut)

Jakarta, MNEWS.co.id – Indonesia memiliki sumber daya ikan yang melimpah, bahkan menjadi salah satu negara produsen ikan tuna di dunia. Namun potensi kekayaan laut ini ternyata berbanding terbalik dengan fakta bahwa tingkat konsumsi ikan di Indonesia terbilang masih rendah. Dikutip dari Katadata, pada tahun 2020, tingkat konsumsi ikan di Indonesia belum mencapai 60 kg/kapita.

Hal ini menjadi latar belakang Aulia Mahmud dalam merintis usaha sebagai produsen olahan ikan tuna dalam kemasan yang telah dimulai sejak 2019. Pria yang akrab disapa Mahmud ini mengatakan daerah asalnya yakni Yogyakarta, menjadi urutan terbawah dalam hal mengkonsumsi ikan. Padahal kota Yogyakarta mempunyai pelabuhan di kawasan paling timur bernama Sadeng, yaitu tempat berlabuhnya kapal-kapal pembawa ikan tuna asli Indonesia.

Kurangnya minat masyarakat dalam mengkonsumsi ikan terutama di Yogyakarta dan Jawa Tengah menjadi tantangan tersendiri bagi Mahmud dalam memasarkan produknya.  Oleh karena itu, melalui produknya dengan jenama ‘Bin Sangkut’, Mahmud ingin membangkitkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kebiasaan mengkonsumsi ikan yang kaya akan nutrisi.

“Alhamdulillah setiap bulan ada konsumen yang terus-menerus membeli produk kami. Tentunya banyak juga testimonial dari konsumen kami bahkan anak bayi berumur 15 bulan dapat mengkonsumsi produk kami. Ada juga konsumen yang memang tidak suka dengan ikan memuji produk kami yang rasanya tidak amis, berbeda dengan produk ikan lainnya,” katanya kepada M-News.

Produk Bin Sangkut dikemas dalam bentuk kemasan kaleng ukuran 250 gram dan 150 gram yang menyajikan rendang berbahan ikan tuna.

Mahmud menjelaskan produk rendang tuna miliknya sudah tersertifikasi PIRT dan Halal MUI. Kemasan kaleng yang digunakan pun sudah terjamin steril dan dapat tahan lama pada suhu ruangan.

Untuk bahan baku, Bin Sangkut bekerja sama dengan para petani dan nelayan yang berada di Padukuhan Paten, Sleman, Yogyakarta. Ia dibantu oleh 1 orang pegawai dengan rata-rata kapasitas produksi bulanan mencapai 20 kg ikan tuna. Harga produk Bin Sangkut berkisar Rp49.000,- untuk ukuran 150 gram dan Rp79.000,- untuk ukuran 250 gram.

Dalam memasarkan produk Bin Sangkut, Mahmud fokus pada penjualan online melalui Instagram serta e-commerce. Sementara untuk jaringan offline, Mahmud memasarkan melalui perantara (agen) serta konsinyasi.

Ke depannya, Mahmud berencana ingin mengembangkan pasar produknya lebih luas serta bisa melakukan ekspor dengan memperkuat dari segi legalitas dan sertifikasi. Ia juga berharap melalui usahanya ini, masyarakat bisa mengetahui potensi dan berkeinginan kuat untuk mengkonsumsi ikan.