Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. (Foto: Kemenkop UKM)

Jakarta, MNEWS.co.id – Dalam dua tahun terakhir di tengah pandemi Covid-19, Kementerian Koperasi dan UMKM telah menancapkan fondasi ekosistem usaha yang adaptif.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, menuju 2022, koperasi dan UMKM siap memasuki fase pemulihan transformatif (transformative recovery).

“Pemulihan yang tidak sekadar tumbuh kembali seperti kondisi sebelum pandemi tetapi sekaligus menyiapkan UMKM dan koperasi lebih siap menghadapi krisis ataupun perubahan lingkungan di masa-masa akan datang,” kata Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki dikutip dari siaran pers Kemenkop UKM.

Menteri Teten menambahkan bahwa saat ini pihaknya memiliki 5 fondasi yang telah disiapkan.

Pertama fondasi kemudahan akses pembiayaan, yakni kepada pelaku usaha mikro dengan pemberian hibah (BPUM) kepada 12,8 juta pelaku usaha mikro sebesar Rp15,36 triliun pada 2021.

Kepada pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) diberikan tambahan subsidi bunga KUR 3 persen dan telah disalurkan kepada 7,5 juta debitur dengan pembiayaan Rp 278,38 triliun atau 97,81 persen dari target Rp 285 triliun per 30 Desember 2021.

Kepada pelaku koperasi diberikan fasilitas pembiayaan bunga ringan (3 persen sliding) dengan realisasi sebesar Rp1,64 triliun atau 102,6 persen dari target Rp1,6 triliun (LPDB, per 26 Desember 2021).

Kedua, fondasi perluasan pasar dan digitalisasi. Dalam kurun satu tahun, onboarding UMKM meningkat pesat dari sebelumnya 8 juta di awal 2020 menjadi 16,9 juta pada November 2021.

“Belanja pemerintah menjadi prioritas di tengah proses pemulihan pasar dalam dan luar negeri. Realisasi belanja pemerintah untuk UMKM telah mencapai Rp 350 triliun atau 79,1 persen dari target Rp 442,43 triliun,” kata Teten.

Ketiga, fondasi kemitraan, di mana pada 2021 telah dimulai kemitraan dengan 9 BUMN dan sejumlah perusahaan perusahaan swasta (PT Mitra Bumdes Nusantara, Microsave Consulting, Uniqlo, IKEA, Tokopedia, MNC Group, Ina Product, Grab, dan Gojek).

Keempat, fondasi pendataan, yang disinergikan ke dalam NIB, BPUM, KUR, dan Koperasi. Kelima, fondasi reformasi birokrasi melalui penyederhanaan kelembagaan Kementerian Koperasi dan UKM dari sebelumnya  6 kedeputian pada 2020 menjadi hanya 4 kedeputian pada 2021.

Smesco Indonesia diarahkan fokus pada pengembangan UMKM dan koperasi berdaya saing global. Adapun, LPDB fokus pada pengembangan koperasi sektor riil dan pengembangan model bisnis.

Menkop Teten  menambahkan fase pemulihan transformatif merupakan tahap kebangkitan koperasi dan UMKM bermodalkan lima fondasi adaptasi yang telah disiapkan di sepanjang 2021.

“Pemulihan transformatif di 2022 dapat diwujudkan mengingat Indonesia memiliki populasi anak muda (generasi milenial, generasi Z, dan generasi post gen Z) mencapai 64,69 persen dari total 270,20 juta jiwa penduduk. Di samping itu, perempuan, anak muda, dan ekonomi hijau akan menjadi penggerak ekonomi ke depan. Kepemimpinan Indonesia di G-20 menjadi memomentumnya,” ungkapnya.

Dikatakan Teten, dalam fase pemulihan transformatif ada tiga agenda.  Pertama, sebanyak 70 persen program Kemenkop UKM akan menyasar langsung pelaku UMKM dan koperasi “anak muda” “perempuan” dan fokus untuk mendukung pengembangan usaha ramah lingkungan.

Transformasi kedua, mendorong pembiayaan UMKM dan koperasi bergeser dari sektor perdagangan ke sektor riil. Pada pemulihan transformatif ketiga, menargetkan sedikitnya 30 persen dari total UMKM sudah masuk ke dalam ekosistem digital, yakni 20 juta UMKM pada 2022.

“Melalui ketiga agenda pemulihan transformatif tersebut, target Kementerian Koperasi dan UKM pada 2022 bisa terpenuhi,” tegas Teten.

Teten optimistis kontribusi koperasi terhadap PDB akan tercapai lebih dari 6,2 persen (di atas target RPJMN di 2024 yaitu 5,5 persen), kontribusi UMKM terhadap PDB sebesar 63 persen, Rasio Kewirausahaan Nasional sebesar 3,75 persen, Koperasi Modern sebanyak 150 unit,  Kontribusi Ekspor UKM terhadap Ekspor Non Migas sebesar 15,8 persen, Rasio kredit perbankan di atas 20 persen, Usaha Mikro yang bertransformasi dari Informal ke formal di 2022 bertambah menjadi 5,5 juta UMKM.

“Seluruh pencapaian pada 2021 ini dan 2022 ke depannya mustahil dicapai jika kami hanya bekerja sendiri. Kami menjalin kolaborasi dengan banyak pihak. Untuk itu kami ucapkan terima kasih untuk para pihak yang terlibat dalam kolaborasi memajukan UMKM dan koperasi di Tanah Air,” pungkasnya.