Yunita Lestari menjelaskan cara membersihkan limbah popok bayi sebelum diolah lebih lanjut. Foto: Kelurahan Tunjung Sekar.
Yunita Lestari menjelaskan cara membersihkan limbah popok bayi sebelum diolah lebih lanjut. Foto: Kelurahan Tunjung Sekar.

Malang, MNEWS.co.id – Sampah bisa jadi salah satu masalah yang problematis di kota besar. Selain bisa menimbulkan penyakit, volume sampah yang kian bertambah juga dapat merusak lingkungan. Tetapi, tidak di kota Malang. Di sini, sampah bisa menjadi berkah. Cantuka Kreatif mampu menyulap sampah popok bayi menjadi benda-benda yang berguna untuk kehidupan sehari-hari.

Siapa sangka, sampah popok bayi bisa jadi berbagai macam kerajinan tangan yang cantik dan bermanfaat, seperti pot bunga, tempat lilin, hiasan, hingga kertas daur ulang yang ramah lingkungan dan lebih kuat dibandingkan kertas biasa.

Yunita Lestari, pencetus Cantuka Kreatif, berbagi sedikit cerita kepada MNEWS. Anggota Komunitas Sahabat UMKM ini menuturkan, awal mula berdirinya Cantuka Kreatif ketika Ia bersama para ibu-ibu kader lingkungan berusaha mengolah limbah jadi sesuatu yang bermanfaat dan mempunyai nilai ekonomis. Namun dalam perjalanannya, masih membutuhkan dana untuk operasional kegiatan.

“Kami harus membentuk UKM atau unit produksi yang memang secara spesifik menangani produk (olahan, red) sehingga layak diterima masyarakat,” jelas Yunita kepada MNEWS, beberapa waktu lalu.

Selain itu, kerap mengalami berbagai suka dan duka, seperti tidak mendapat dukungan dari pemerintah maupun penyandang dana. Karena kecintaan terhadap apa yang mereka lakukan, akhirnya Cantuka Kreatif bisa terus berkembang pesat.

Kertas P yang sudah siap diolah menjadi kerajinan.
Foto: Kelurahan Tunjung Sekar.

“Kita berangkat dari melakukan hal-hal sesuai passion. Kalau dukanya kadang kita tidak mendapat dukungan dari pemerintah, atau dari penyandang dana,” tandasnya.

Berdiri sejak tahun 2011, awalnya Cantuka Kreatif hanya bermodalkan Rp500 ribu, hingga sekarang bisa menghasilkan omzet hingga Rp6 jutaan, dan aset mencapai Rp25 juta. Untuk bahan baku popok bayi diperoleh dari bank diapers yang menampung hasil cucian popok dari ibu-ibu yang memiliki balita. Cantuka tidak memungut limbah popok bayi dari sungai atau tempat sampah.

Berbagai kerajinan yang dihasilkan oleh Cantuka menggunakan bahan dasar kertas P, yang terbuat dari bagian dalam popok bayi bekas yang disetrika untuk proses penyambungannya. Keunggulan kertas P ini antara lain tahan air dan ketebalan yang bisa diatur. Biasanya kertas P paling tipis diaplikasikan pada lampion, layang-layang, dan bunga artifisial.

Contoh kerajinan pot bunga hasil olahan limbah popok bayi.
Foto: Kelurahan Tunjung Sekar.

Cantuka juga memperoleh bantuan mesin sterilisasi dari Universitas Brawijaya Malang. Pengolahan limbah popok bayi dimulai dengan pencucian menggunakan deterjen secara manual, kemudian menggunakan disinfektan sebelum akhirnya diproses di mesin sterilisasi. Sehingga dipastikan bebas bakteri dan kualitas serat popok tetap terjaga.

Yunita mengaku bangga dengan produk yang dihasilkan. Bagaimanapun, bisa berinovasi dengan menggunakan limbah popok bayi merupakan sesuatu yang patut diacungi jempol. Selain berkreasi dan menghasilkan benda bernilai ekonomis, Cantuka juga telah berusaha melestarikan lingkungan.

“Saya akan sangat bangga, jika setidaknya dengan produk yang saya hasilkan itu bisa menjadikan solusi bagi penanganan limbah. Selain limbah berkurang, kita juga bisa mendapatkan nilai ekonomis,” tutupnya.

Galeri Cantuka Kreatif bisa dilihat di laman Instagram berikut ini.